Jakarta, (Antara) - Universitas Budi Luhur Jakarta bersama Hz University Belanda melakukan sosialisasi tentang manajemen delta terkait antisipasi terjadinya banjir dan bencana alam lainnya di sejumlah kota.
"Manajemen Delta perlu digaungkan lagi saat ini. Sebab, wilayah Jakarta yang salah satunya berdiri di atas delta memiliki masalah yang perlu diantisipasi segera jika tidak ingin mengalami bencana besar seperti banjir," kata Rektor Universitas Budi Luhur, Suryo Hapsoro Tri Utomo di Jakarta.
Dikatakannya, Indonesia memiliki banyak delta dan sungai seperti Ciliwung, Batanghari, Mahakam, Makasar, Brantas, Memberamo.
Delta terbentuk dari endapan sedimen yang terbawa air sungai ketika kecepatan aliran sungai melambat di hilir dan bertemu air laut, mengakibatkan berdirinya kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Sementara itu, Jakarta berdiri di atas delta yang rapuh. Menurut perhitungan ahli lingkungan, Jakarta akan mengalami banjir besar tahun 2025. Di sisi lain, intrusi air laut dari utara Jakarta dan masalah penurunan tanah pelan - pelan makin meluas.
"Perlu kerangka kerja institusional yang melibatkan unsur ilmuwan, pemerintah dan pelaku ekonomi untuk membahas manajemen delta," ujarnya.
Dijelaskannya, terdapat enam masalah yang terjadi pada daerah delta yakni tekanan terhadap ruang, rawan banjir, kesulitan air bersih, infrasturktur yang tidak memadai, abrasi pantai, kehilangan keragaman hayati.
Padahal, Indonesia pernah ditunjuk sebagai tuang rumah "World Delta Summit" pada November 2011. Hanya saja, manajemen delta tidak nyaring terdengar.
Sedangkan wilayah delta sangat penting bagi perekonomian, penjaminan ketersediaan air masyarakat, pertanian dan pelestarian hayati. "UBL bersama Hz University Belanda akan mensosialisasikan ini secara berkelanjutan," katanya.
