"Memang benar saat ini kesulitan mendapatkan oksigen," kata Bupati Asmat Elisa Kambu kepada ANTARA, Sabtu di Jayapura.
Baca juga: Kemenkes efisiensi oksigen menggunakan teknologi konsentrator
Baca juga: Kemenkes efisiensi oksigen menggunakan teknologi konsentrator
Diakui, RSUD Agats memang awalnya bisa memproduksi sendiri oksigen namun karena alatnya ada yang rusak maka mengalami penurunan produksi.
Biasanya kami membeli dari pemasok di Timika namun beberapa pekan terakhir tidak dapat karena meningkatnya kebutuhan akan oksigen di daerah itu, katanya."Saya sudah meminta staf untuk mengecek hingga ke Surabaya, mudah-mudahan bisa dapat, " harap Bupati Kambu seraya menambahkan, untuk menangani warga yang positif terinfeksi virus vorona pihaknya sudah membuka dua tempat karantina terpusat bagi warga yang sakit ringan dan tanpa gejala.
Untuk penanganan warga positif COVID-19 di tingkat distrik, pihaknya bersama anggota TNI-Polri akan mendirikan karantina terpusat agar warga yang positif tidak menularkan ke sanak keluarganya yang lain, harap Bupati Kambu.
Kambu mengakui, meningkatnya kasus positif COVID-19 karena warga masih "kepala batu" dan masih melakukan aktivitas perjalanan dari dan ke Timika sementara kasus di Timika tinggi.
"Pemda Asmat kesulitan mengawasi masyarakat karena mereka dapat bepergian dengan menggunakan perahu motor dari berbagai kampung, padahal kapal yang masuk saat ini tidak lagi mengangkut penumpang, " kata Bupati Asmat Elisa Kambu yang dihubungi dari Jayapura.Secara kumulatif hingga Kamis (5/8) kasus positif COVID-19 di Asmat tercatat 928 orang, 611 orang sembuh, 11 orang meninggal dan 239 orang masih dirawat.