Minat siswa Sekolah Dasar (SD) belajar di Madrasah Diniyah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten cukup tinggi meski memiliki keterbatasan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar.
"Kami hanya menerima 70 siswa saja," kata Kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul Athfal di Kabupaten Lebak H Ustadz Adang di Rangkasbitung, Lebak, Senin.
Minat siswa SD yang belajar di Madrasah Tarbiyatul Athfal di wilayah Desa Sukamekar Sari, Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak cukup tinggi hingga ratusan anak.
Namun, pihaknya membatasi siswa, karena keterbatasan sarana prasarana meja dan kursi juga kondisi bangunannya mulai rapuh sehingga khawatir roboh.
Dengan demikian, pihaknya hanya menerima siswa yang belajar pendidikan agama Islam di madrasah itu sebanyak 70 orang.
Baca juga: Pemkab Lebak apresiasi masyarakat lestarikan dan jaga tradisi budaya
Baca juga: Pemkab Lebak apresiasi masyarakat lestarikan dan jaga tradisi budaya
Para siswa yang mengikuti kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di madrasah itu mulai pukul 13:30 WIB dan pulang pukul 17:00 WIB dengan materi pembelajaran tauhid, ibadah fiqih, akhlak, bahasa Arab, membaca Al Quran dan sejarah peradaban Islam.
Dari 70 peserta didik itu terdiri atas kelas 1, 2 sampai 3 dan mereka belajar pendidikan agama Islam itu setelah pulang sekolah SD.
"Kami berharap keterbatasan kondisi bangunan madrasah sebanyak tiga ruangan itu ada yang peduli untuk membantunya, karena siswa di sini kebanyakan gratis," katanya.
Menurut dia, peserta didik di Madrasah Tarbiyatul Athfal itu hanya orang tua yang mampu saja yang memberikan partisipasi pendidikan bulanan sebesar Rp20 ribu per orang.
Oleh karena itu, tenaga pengajar di sini sebanyak lima ustadz dengan menerima gaji Rp100 ribu per bulan juga ditambah insentif dari pemerintah setempat Rp600 ribu per tahun.
Meski gaji tak seberapa itu, namun sejak berdiri madrasah itu pada 2006 sampai sekarang semangat memberikan pembelajaran kepada anak-anak agar memiliki pengetahuan pendidikan agama Islam dengan benar.
"Kami merasa ikhlas membangun pendidikan madrasah untuk mencetak generasi bangsa yang memiliki ilmu dan akhlak yang mulia," kata Ustadz Adang.
Baca juga: Pemkab Lebak tetapkan enam produk unggulan daerah
Baca juga: Pemkab Lebak tetapkan enam produk unggulan daerah
Adeliana Octavia Cherunnisa (9) kelas 2 Madrasah Tarbiyatul Athfal mengatakan dirinya bersemangat belajar pendidikan agama Islam sebagai bekal kehidupan dunia dan akhirat.
Ia setelah pulang sekolah SD dan kembali mempersiapkan untuk menerima pendidikan di madrasah agar memiliki pengetahuan pendidikan Islam yang benar sehingga dapat beribadah kepada Allah SWT.
Selain itu juga pendidikan agama dapat mengabdikan diri kepada kedua orang tua dan cinta tanah air dengan memiliki sikap dan jiwa patriotisme serta nasionalisme.
"Kami cita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita yang mewujudkan kedamaian di masyarakat dengan pendidikan keagamaan itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak H Iyan Fitrayana mengatakan pemerintah daerah hingga kini sangat memperhatikan pendidikan Madrasah Diniyah dengan memberikan dana insentif Rp600 ribu per tahun pada 5.425 guru madrasah.
Selain itu juga peserta didiknya mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga sarana dan prasarana madrasah dapat bantuan hibah pembangunan setelah mereka mengajukannya.
"Kami komitmen untuk memperhatikan pendidikan Madrasah Diniyah sesuai Perda Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Wajib Belajar Madrasah Diniyah," kata H Iyan.
Baca juga: Tokoh Lebak bangun ponpes untuk tampung siswa putus sekolah
Baca juga: Tokoh Lebak bangun ponpes untuk tampung siswa putus sekolah
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024