Rangkasbitung (ANTARA) - Panen buah durian khas Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mulai ramai memadati sejumlah lokasi di Rangkasbitung dan banyak pembeli dari luar daerah berdatangan membelinya.
"Sejak dua hari menjelang Natal 2024, penjualan duren Badui habis diborong pembeli hingga menghasilkan omzet Rp25 juta," kata Basri (60) seorang pedagang durian khas Badui di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Kamis.
Panen durian khas petani Badui itu mulai sepekan terakhir memadati sejumlah lokasi di Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
Mereka pedagang buah durian musiman itu ramai di sekitar ruas jalan Gang Kibun, Multatuli, Hardiwinangun, Sunan Kalijaga dan jalan selatan Stasiun Rangkasbitung.
Begitu juga ruas jalan menuju kawasan Badui, seperti Jalan Aweh - Cimarga - Leuwidamar serta Gunungkencana.
Baca juga: Benarkan durian tinggi kolesterol? Ini kata ahli gizi
Para pedagang buah durian Badui itu dipastikan menguntungkan dan dapat menopang ekonomi keluarga.
"Kami hari ini menerima buah durian kiriman petani Badui hingga ribuan butir dengan harga Rp17 juta," kata Basri.
Menurut dia, dirinya dari modal Rp17 juta itu bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp4 juta selama dua hari.
Harga satuan durian khas Badui mulai Rp30 ribu hingga Rp150 ribu per butir dan pembelinya warga lokal juga ada dari Jakarta, Tangerang dan Bogor.
Pendapatan berjualan durian itu hanya pada musim panen durian khas masyarakat Badui saja, sedangkan jika tidak musim durian berjualan pisang dan kelapa.
Baca juga: AEON CitraRaya Tangerang siapkan promo ramen dan durian
Para pedagang durian di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung sekitar 30 orang dan menyerap puluhan tenaga kerja.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan tibanya musim panen durian Badui itu," katanya menjelaskan.
Begitu juga Bayi (60) seorang pedagang durian di Jalan Multatuli Rangkasbitung mengaku dirinya sudah puluhan tahun berjualan buah durian Badui sangat menguntungkan, karena banyak konsumen memburu buah durian Badui itu.
"Kami dua hari terakhir ini merasa kewalahan melayani pembeli durian dengan jumlah cukup banyak, terlebih Natal, sehingga bisa meraup omzet Rp30 juta," katanya menjelaskan.
Baca juga: Panen durian Badui gulirkan perputaran uang hingga miliaran rupiah
Ahmad (55), pedagang besar durian khas Badui warga Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa terbantu ekonomi keluarga juga pekerja mulai buruh panggul hingga pengemudi angkutan.
Ia menampung ribuan buah durian dari petani Badui dan dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Bekasi, Indramayu dan Jakarta.
Selama ini, buah durian sudah mulai panen dan sejak sepekan memasok buah durian ke Rangkasbiting hingga 10.000 butir per hari dengan keuntungan bersih sekitar Rp7,5 juta/hari,"katanya menjelaskan.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan dipastikan panen durian Badui itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat mulai petani, penampung, tengkulak, pedagang pengecer hingga buruh pemetik dan buruh panggul.
Pemerintah daerah minta masyarakat Badui agar mengembangkan perluasan perkebunan durian guna menjadikan andalan ekonomi petani.
Saat ini, wilayah Kabupaten Lebak sebagai penghasil durian terbesar di Banten, karena tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Cipanas , Lebak Gedong, Sobang, Muncang, Cibeber, Cihara, Bojongmanik, Cileles, Gunungkencana, Cijaku, Cigemblong, dan Panggarangan.
"Kami meyakini perputaran uang dari hasil panen durian bisa mencapai miliaran rupiah per bulan,"kata Deni.
Baca juga: Warga Badui panen durian lagi