Tangerang (ANTARA) - Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI bekerja sama dengan Telkom Regional 2 dan BKKBN Provinsi Banten menyalurkan pemberian makan tambahan kepada 100 orang keluarga berisiko stunting (KRS) masyarakat suku Badui, Lebak.
Penanggung jawab kegiatan dari Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI Dr. Dicky Budiman di Tangerang, Kamis, mengatakan kegiatan ini dalam rangka mendukung upaya Sustainable Development Goals (SGDs) dan upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten.
"Kami harap memberikan dampak yang positif dalam membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting, khususnya di Kabupaten Lebak sebagai daerah tertinggi sebesar 35,5 persen hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023," kata Dicky dalam keterangannya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pengabdian kepada masyarakat (PkM) berupa pelayanan kesehatan masyarakat dan pencegahan stunting di Kampung Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Baca juga: Intervensi Pegadaian cegah stunting dan kembangkan desa kreatif
Dalam kegiatan, lanjutnya, dilaksanakan juga bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis dengan sasaran masyarakat setempat sebagai pencegahan dini masuk kategori stunting.
"Kami berharap bahwa kegiatan tersebut dapat terus dilanjutkan dan dapat direplikasi oleh semua elemen di masyarakat sebagai upaya bersama yang pentahelix untuk mengentaskan stunting dari Provinsi Banten," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lebak berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menekan angka stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Gubernur Banten apresiasi inovasi GTm tangani kemiskinan dan stunting
Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah mengatakan penanganan stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrem melalui sistem "keroyokan" sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Ia mengakui kegiatan penanganan stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrem 2024, mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil intervensi serentak pada November 2024 terhadap balita di Kabupaten Lebak sebanyak 109.498 balita, terealisasi sekitar 4,07 persen atau 4.452 balita teridentifikasi stunting, sedangkan akhir tahun 2023 sekitar 4,8 persen.
Data stunting 4,07 persen pada 2024 di daerah itu menurun dibandingkan 2023, dan kini sudah dimasukkan ke aplikasi elektronik -Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Beragam program telah digulirkan dalam rangka menjadikan anak-anak Lebak yang lebih sehat dengan tumbuh kembang yang baik.
Program tersebut dikelompokkan dalam intervensi gizi spesifik serta intervensi gizi sensitif, dimana pada 2024, dialokasikan sebesar Rp184,58 miliar.
Baca juga: 542 keluarga balita risiko stunting di Kota Tangerang terima bansos uang