Tokoh masyarakat Kabupaten Lebak H Pepep Paisaludin membangun Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren (Ponpes ) Nurul Hayati di Desa Kumpay, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak berstandar modern untuk menampung siswa putus sekolah.
 
"Semua siswa yang putus sekolah maupun siswa berpotensi tidak bersekolah nantinya ditampung di ponpes itu," kata Pepep di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu.
 
Ponpes Nurul Hayati itu dikelola berstandar modern dengan dipadukan antara pendidikan formal mulai SMP/SMA dan pendidikan agama Islam.
 
Namun, metodologi pendidikan tersebut berstandar modern, karena ada pengembangan bahasa asing.
 
Ponpes Nurul Hayati itu, selain kurikulum nasional juga kurikulum agama Islam mulai mata pelajaran tafsir Al Quran, membaca Al Quran, akhlak, fiqih, tauhid dan lainnya.
 
Selain itu juga mata pelajaran untuk mampu membaca kitab gundul, seperti ilmu nahu, jurumiyah, shorof dan alfiyah.

Baca juga: Peringatan HAN, Pemkab Lebak upayakan anak tidak putus sekolah
 
Begitu juga pendidikan ekstrakurikuler untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme juga ketrampilan olahraga, beladiri serta kesenian.
 
Para peserta yang belajar di Ponpes Nurul Hayati itu anak-anak putus sekolah dan anak yatim piatu di Kabupaten Lebak.
 
Berdasarkan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023 tercatat 22.563 anak di Kabupaten Lebak putus sekolah terdiri atas SD 1.677 anak, SMP 4.079 anak dan SMA 2.706 anak.
 
Sedangkan, siswa lulus tetapi tidak melanjutkan untuk SD 4.418 anak dan SMP 9.683 anak.
 
"Kami ingin menyelamatkan anak -anak yang putus sekolah itu bisa ditampung di ponpes ini," kata Mantan Ketua DPRD Kabupaten Lebak.

Baca juga: Bupati Lebak bertekad terus tekan angka kemiskinan ekstrem
 
Ia mengatakan para peserta didik/santri itu nantinya belajar dengan sistem boarding school  atau sekolah berasrama selama 24 jam secara gratis karena dibiayai pemerintah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga para dermawan yang peduli terhadap pendidikan.
 
Lokasi bangunan ponpes berstandar modern itu seluas satu hektare dengan memakan biaya puluhan miliar rupiah dan menampung ratusan siswa/santri.
 
"Kami berharap Ponpes Nurul Hayati berjalan lancar dan mata pelajaran 2025-2026 bisa aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan melibatkan tenaga ustadz yang sudah menyandang gelar sarjana," katanya.
 
Ia menyebutkan, pembangunan Ponpes Nurul Hayati itu berawal keprihatinan karena puluhan ribu anak di Kabupaten Lebak putus sekolah.
 
Oleh karena itu, pihaknya bertujuan ingin menyelamatkan anak-anak putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan di ponpes berstandar modern.

Baca juga: Kantor Pos Rangkasbitung salurkan bantuan untuk disabilitas
 
Selain itu juga ingin mencetak pendidikan yang berkualitas dan bermutu, sehingga dapat melahirkan cendekiawan, para ekonom juga pengusaha, sehingga dapat menyiarkan agama Islam.
 
Dengan demikian, pihaknya mendesain ponpes di sini agar mampu menjadi cendekia - cendekia yang bisa mensyiarkan Islam dengan berniaga.
 
Sebagaimana Rasulullah bersama pengikutnya kurang lebih sebanyak 10 orang hijrah dari Makkah ke Madinah dan pertama Rasulullah hijrah melalui jalur ekonomi dengan membangun pasar, infrastruktur jalan dan masjid sebagai sentra komunikasi.
 
"Kami berharap lulusan di ponpes ini dapat melahirkan para cendekiawan dan ekonomi atau pebisnis dan pengusaha dan dapat menopang kehidupan yang lebih baik, sehingga mampu mensyiarkan agama Islam," katanya menjelaskan.

Baca juga: Bupati Lebak ajak orang tua tidak nikahkan anak di usia dini

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024