Serang (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyatakan bahwa sektor properti memiliki dampak pengganda (multiplier effect) yang luar biasa karena mampu menggerakkan sekitar 180 jenis industri pendukung.
"Di Toko Material itu ada sekitar 180 peran industri. Semen, pasir, kaca, aluminium, baja, keramik. Ujungnya adalah pabrik. Ini ekosistem yang luar biasa," ujar Maruarar saat acara akad massal rumah subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan serah terima kunci di Perumahan Banten Indah, Kota Serang, Banten, Sabtu.
Menteri PKP menjelaskan bahwa satu unit rumah yang dibangun mampu menyerap tenaga kerja minimal lima orang. Jika dikalkulasikan secara nasional, pembangunan perumahan dapat menyerap jutaan tenaga kerja dan menghidupkan ekonomi sektor informal, seperti warung makan di sekitar lokasi proyek.
Baca juga: Menteri Ara: kemudahan akses miliki rumah oleh MBR jadi prioritas.
Dalam kesempatan tersebut, Maruarar juga menekankan keberpihakan pemerintah melalui kebijakan pro-rakyat, seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Kebijakan ini membuat masyarakat kecil seperti asisten rumah tangga (ART) hingga pengemudi ojek bisa memiliki rumah. Ini adalah wujud negara hadir," katanya.
Lebih lanjut, Maruarar mengungkapkan bahwa Kementerian PKP akan memfokuskan 80 persen anggarannya untuk program bedah rumah bagi rakyat. Hal ini dilakukan mengingat data yang menunjukkan masih ada sekitar 26,9 juta rumah tangga yang memiliki hunian namun dalam kondisi tidak layak huni (RTLH).
"Anggaran kami naik, dan 80 persen anggaran itu buat rakyat melalui program bedah rumah. Kami ingin meratakan keadilan supaya distribusi bantuan sosial berkeadilan, termasuk memastikan seluruh kabupaten/kota mendapatkan program ini," tegasnya.
Baca juga: Menteri PKP tegaskan penataan kawasan kumuh tanpa relokasi warga
