Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Provinsi Banten, menggencarkan edukasi kebencanaan dan literasi risiko kepada masyarakat selama masa siaga darurat bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar di Tangerang, Kamis, mengatakan kegiatan itu untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap kondisi bencana dan kesiapan ketika terjadi bencana.
Edukasi kebencanaan dilakukan pada wilayah pemukiman yang berada dekat dengan sungai dan kali sebagai antisipasi ketika terjadi peningkatan debit air pada saat hujan deras.
"Kami sampaikan informasi kepada warga untuk siaga ketika ada tanda-tanda kebencanaan, seperti hujan deras maupun angin kencang. Ketika banjir terjadi, warga sudah mengetahui yang akan dilakukan," ujarnya.
Baca juga: Sejumlah rumah hingga ponpes di Cinangka Serang terendam banjir
Selain edukasi, lanjutnya, selama masa siaga Pemkot Tangerang mengintensifkan berbagai langkah strategis, seperti pemutakhiran dan diseminasi informasi cuaca harian berbasis data BMKG kepada masyarakat.
Lalu penguatan kesiapan personel kebencanaan serta pelaksanaan pelatihan dan simulasi penanganan bencana lintas instansi. Hal ini perlu dilakukan agar semua personel selalu siaga hingga tiga bulan ke depan pada masa siaga.
”Seluruh sektor juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan 24 jam penuh, tujuh hari dalam sepekan, dengan pola koordinasi lintas sektor yang lebih intensif untuk menjamin respons cepat dan terukur terhadap setiap kejadian darurat di wilayah Kota Tangerang,” katanya.
Baca juga: Warga Lebak diminta waspadai banjir dan longsor saat hujan deras
Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi terkait peringatan dini BMKG yang memprediksi curah hujan di penghujung 2025 hingga awal 2026 berada di atas normal akibat anomali iklim global.
Sepanjang tahun ini tren banjir, genangan, dan angin kencang, juga mengalami peningkatan signifikan, sehingga Pemkot Tangerang mengambil langkah dengan penetapan status siaga darurat bencana.
Ia menegaskan paradigma baru dalam penanganan kebencanaan yakni Tangerang harus bergerak sebelum bencana datang, bukan setelahnya.
Baca juga: BPBD Banten fokus mitigasi banjir di daerah rawan tambang ilegal
