Serang (ANTARA) - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten (DKP Banten) mengembangkan perangkat Automatic Identification System (AIS) untuk penerapan di perairan Teluk Banten (AISALAKA) dalam upaya mendorong terwujudnya pengelolaan perikanan demersal
Ketua tim pelaksana Program Dana Padanan tahun 2025 pada program tersebut,Prof. Dr. Adi Susanto, S.Pi M.Si di Serang, Minggu menyampaikan bahwa, Provinsi Banten memiliki tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) berbeda dengan ciri khas yang unik. Potensi yang ada di setiap WPP harus dapat dikelola dengan baik dengan mengedepankan prinsip pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
Karenanya, kata dia, penangkapan ikan yang dilakukan haruslah sesuai dengan aturan yang ada melalui penggunaan alat penangkapan ikan ramah lingkungan dan penerapan zona penangkapan ikan sesuai dengan karakteristik pengoperasian alat penangkapan ikan (API).
"Pada tahap awal, AISALAKA akan diterapkan pada kapal dengan API berupa bubu lipat, bubu naga dan jaring hela dasar yang telah mengalami modifikasi melalui penambahan Turtle Excluder Devuce (TED) untuk meningkatkan efektivitas dan selektivitas penangkapan ikan," katanya.
Baca juga: Sosialisasi KUHP di Banten, Wamenkum angkat isu Strategis Hukum Nasional
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan nelayan perikanan demersal Teluk Banten, maka telah dilakukan penguatan kapasitas kelompok melalui pengembangan dan penggunaan alat penangkapan ikan ramah lingkungan serta pemantauan lokasi pegoperasian alat tangkap menggunakan AISALAKA.
Sementara itu, kelompok nelayan yang terdiri atas kelompok nelayan jaring hela dasar, nelayan bubu lipat dan nelayan bubu naga yang berasal dari Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan antusias terlibat dalam diskusi untuk dapat mewujudkan pengelolaan perikanan demersal yang berkelanjutan.
Selain tim peneliti dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, kegiatan juga dihadiri oleh DKP Prov. Banten, Dinas Pertanian Kota Serang, Dinas Perikanan Kabupaten Serang, Satuan Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Serang, Penyuluh Perikanan Kab. Serang dan Penyuluh Perikanan Kota Serang.
Komitmen Pemerintah Provinsi Banten untuk mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur Banten, Andra Soni, dan Wali Kota Serang H. Budi Rustandi, yang secara langsung menyaksikan penggunaan AISALAKA untuk memantau pergerakan kapal perikanan di Teluk Banten.
Perangkat AISALAKA juga memiliki fitur prediksi daerah penangkapan ikan yang dapat dituju oleh nelayan sehingga penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien.
Baca juga: Rektor Untirta tekankan generasi muda jaga persatuan dan keutuhan NKRI
Adi Susanto, menyampaikan bahwa perangkat AISALAKA dilengkapi dengan fitur darurat yang dapat digunakan oleh nelayan ketika mengalami kondisi bahaya, misalnya tabrakan atau tenggelam.
Kapal nelayan yang menggunakan perangkat AISALAKA juga akan terdeteksi oleh kapal lain yang menggunakan perangkat penerima sinyal AIS sehingga menghindari insiden tabrakan, khususnya dengan kapal non perikanan yang banyak melintas di Teluk Banten.
"Pengoperasian API harus sesuai dengan aturan jalur penangkapan ikan. Sebagai contoh, jaring hela dasar yang telah dilengkapi Turtle Excluder Device (TED) harus dioperasikan dalam zona penangkapan ikan IB dengan jarak 2!sampai 4 mil dari garis pantai di perairan Teluk Banten," katanya.
Perangkat AISALAKA dapat memantau pergerakan kapal selama pengoperasian sehingga dapat dimanfataan sebagai alat mitigasi dan pengawasan kepatuhan nelayan terhadap aturan zona penangkapan ikan.
Kepala Satuan Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Serang Slamet Riyantobl menambahkan, penggunaan API ramah lingkungan ditargetkan untuk meningkatkan selektivitas bubu lipat, bubu naga dan jaring hela dasar sehingga rajungan, cumi-cumi dan ikan demersal lainnya yang masih kecil atau juvenil tidak tertangkap.
Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian sumber daya perikanan demersal di Teluk Banten sehingga dapat menopang kehidupan nelayan. Penerapan AISALAKA akan menurunkan biaya operasional penangkapan ikan, meningkatkan kepatuhan nelayan terhadap zona penangkapan ikan, menjamin keselamatan nelayan dan menghindari konflik daerah penangkapan ikan.
Kepala DKP Provinsi Banten, Eli Susiyanti menyampaikan bahwa penggunaan API Ramah Lingkungan dan AISALAKA diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya perikanan demersal di Teluk Banten, meningkatkan pendapatan nelayan,menjamin kelestarian sumberdaya perikanan sehingga dapat dikembangkan ke wilayah perairan lainnya dalam lingkup Provinsi Banten di masa mendatang.
Baca juga: Ika Untirta diminta ambil peran dalam majukan bangsa
