Serang (ANTARA) - Pengunjung Muslim memanfaatkan libur Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili dengan menghabiskan waktu di Wihara Avalokitecwara, Kasemen, Serang, Rabu.
Masyarakat Muslim turut menikmati suasana Imlek di wihara dengan berfoto-foto maupun membuat konten video di sekitar ornamen serba merah dan emas.
Salah satu pengunjung, Asri Larasati juga membawa balitanya ke Wihara Avalokitecwara.
Baca juga: Imlek, tiga vihara di Tangerang dapat pengamanan ekstra personil
Rara, panggilan akrabnya, mengatakan momen perayaan Imlek kali ini ingin melihat perayaan di wihara secara langsung. “Ini kan lagi perayaan, jadi orang juga kepingin tahu kali ya. Kan sekedar pengetahuan saja enggak masalah, kan,” ujar Rara.
Meski jarak tempuh dari rumah dan wihara hanya sekitar 20 menit, ia mengaku baru pertama kali berkunjung untuk menikmati suasana Imlek.
Kali ini, Rara datang bersama tetangga dekatnya beramai-ramai di lokasi wihara. Selain untuk berfoto, Rara mengatakan Wihara Avalokitecwara tersebut memiliki daya tarik dari sisi sejarah, sehingga rasa penasaran itu membawanya kemari.
“Karena disini wihara tertua, jadi buat pengetahuan saja, bagus,” kata dia.
Baca juga: Menhut Raja terkesan perayaan imlek di klenteng tertua di Tangerang
Senada dengan Rara, salah satu pengunjung, Faisal mengaku datang demi balitanya yang tertarik dengan suasana Imlek, terutama atraksi barongsai.
Faisal mengatakan semua informasi tentang Imlek yang membuat anaknya antusias, didapatkan dari sosial media.
Meski dalam perayaan Imlek di Wihara Avalokitecwara tidak ada atraksi barongsai, Faisal mengaku cukup senang, karena bisa mengajarkan kepada si buah hati mengenal keberagaman.
“Sebenarnya anak ingin tahu soal Imlek, karena ini kan untuk belajar juga keberagaman di Indonesia, termasuk ada Imlek, ada Muslim juga, jadi ini buat belajar dia sih,” kata dia.
Setidaknya dari kedatangannya ke Wihara Avalokitecwara yang berdekatan dengan Masjid Agung Banten, Faisal bisa memberikan edukasi sejak dini tentang keberagaman agama, suku, serta mengajarkan toleransi.
Baca juga: Rayakan Cap Go Meh, Barongsai berkeliling hibur warga Kota Serang
Sebagai informasi, Wihara Avalokitecwara dibangun pada abad XVI atau sekitar tahun 1652 pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Vihara ini berada sekitar 500 meter sebelah barat Masjid Agung Banten.
Wihara ini termasuk yang tertua di Pulau Jawa. Semula wihara ini dibangun di Desa Dermayon, kemudian dipindahkan ke Pamarican Banten pada tahun 1774.
Lokasi ini pernah terbakar pada tahun 2009, dan memiliki ukiran yang menceritakan bagaimana kejayaan Banten Lama saat masih menjadi kota pelabuhan yang ramai.
Terletak di samping wihara ukiran ini menceritakan bagaimana wihara digunakan sebagai tempat pelindung saat terjadi tsunami dan letusan Gunung Krakatau pada 1883.
Baca juga: Polda Banten gelar pasukan pengamanan libur Isra Mi'raj-Imlek