Serang (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyampaikan banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang diduga dipicu akses proyek geotermal sehingga menyebabkan salah satu titik terparah longsor di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
Direktur Eksekutif Walhi, Suci Fitria Tanjung, di Serang, Senin, mengatakan, apabila di suatu wilayah terdapat rencana pembangunan geotermal, jika telah memasuki tahap eksplorasi atau hanya sekedar membuka lahan untuk keperluan eksplorasi tetap akan memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar.
"Kalau dilihat dari longsorannya, pasti geotermal punya kontribusi. Kita tau hukum alam itu kan sederhana," katanya.
Baca juga: Jalan Raya Palima-Cinangka Kabupaten Serang terputus akibat longsor
Menurut Suci, sangat tidak mungkin longsor terjadi apabila kondisi alamnya masih alami. Karena apabila vegetasinya masih bagus, maka air hujan akan langsung terserap oleh tanah.
Ia menjelaskan longsor merupakan salah satu dampak awal dari geotermal. Apabila tetap dilanjutkan, geotermal juga akan merusak sumber air dan ekosistem yang ada di Kecamatan Padarincang yang menjadi lokasi banjir dan longsor.
"Walaupun saat longsor tidak ada korban jiwa, kejadian ini seharusnya menjadi kesiapsiagaan bagi masyarakat untuk tetap menolak geotermal," katanya.
Baca juga: Pemkab Serang tetapkan status tanggap darurat bencana imbas dari banjir
Menurutnya ini adalah momen untuk memikirkan ulang, dan berharap bisa membuka mata orang-orang yang mungkin masih berada di zona abu-abu, mau terima atau tidak proyek geotermal.
Suci mengatakan, pemerintah selalu menarasikan hujan sebagai penyebab longsor adalah bentuk lepas tangan pemerintah. Padahal ada penyebab lain yang seharusnya menjadi perhatian.
"Kita harus luruskan logika pemerintah, ini bukan salah hujannya, tetapi penampung air hujan itu sudah kehilangan daya tampungnya, maka yang harus dilakukan adalah harus dipulihkan," tegasnya.
Meskipun skala longsor kali ini tidak terlalu besar, Suci menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat.
"Jika eksplorasi geotermal terus dipaksakan, dengan tanpa memperhatikan dampak lingkungan, bencana yang lebih besar bisa terjadi di masa depan," katanya.
Baca juga: Jalan menuju wisata negeri di atas awan terdampak longsor