Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menggiatkan penanganan sekitar 35.000 balita yang mengalami stunting atau tengkes serta tuberculosis (TBC)
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar di Serang, Rabu, mengatakan angka tersebut dari 840.000 balita diukur dan ditimbang berat badannya.
Pihaknya mengatakan data balita stunting di Banten sudah berpatokan sesuai pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat berbasis elektronik (e-PPGBM).
Dimana dalam sistem tersebut, katanya, penanganan bersifat by name by address sehingga tepat sasaran.
Dalam kesempatan Hari Kesehatan Nasional 2024, ia menjelaskan dengan data itu, artinya angka prevalensi tengkes Banten 23,8 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tidak terpenuhi.
“Artinya kalau 35.000 ya datanya sekitar empat persen, bukan 23 persen gitu. Itu yang dimaksud dengan perbedaan metodologinya. Namun demikian apapun data yang kita punyai, kalau itu by name by address, itu kita tangani,” ujar dia.
Baca juga: Gebyar Gerakan Anak Tangerang Sehat targetkan layani 805 balita stunting
Selain itu, Pemerintah Provinsi Banten tengah menjalankan tiga titik utama fokus terhadap kesehatan masyarakat yang sejalan dengan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
“Tadi kita luncurkan Banten Bebas Tuberculosis (TBC) menyatakan bahwa Pemprov Banten serius menangani TBC. Kemudian kita konsentrasi juga terhadap penanganan dan pencegahan gizi buruk, gizi kurang dan stunting,” terangnya.
“Selain itu, kita mendorong masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan penyakit tidak menular melalui screening dengan memberdayakan kader Posyandu,” sambungnya.
Baca juga: Remaja dan calon pengantin jadi sasaran intervensi kasus stunting
Menurut Al Muktabar pihaknya melakukan ketiga prioritas utama di sektor kesehatan masyarakat agar masyarakat Banten dapat produktif menjalankan seluruh aktivitas sehingga Provinsi Banten dapat berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Ekonomi Kesehatan Bayu Teja Muliawan mengatakan bahwa Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-60 ini merupakan momentum refleksi atas upaya bersama baik pemerintah pusat, daerah, seluruh pemangku kepentingan dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dikatakan Bayu, Kementerian Kesehatan RI mengapresiasi upaya dan langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Banten dalam penemuan kasus penyakit TBC yang melebihi target yaitu sebesar 102 persen da telah melebihi dari target nasional serta Provinsi Banten merupakan daerah terbaik dalam penanggulangan TBC se-Indonesia.
“Kemenkes RI memberikan apresiasi khusus kepada Pemerintah Provinsi Banten yang telah memenuhi target 102 persen angka keberhasilan penemuan penyakit TBC,” ucapnya.
Baca juga: Program MBG jangka panjang mampu bebaskan stunting