Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, merasa bangga dikunjungi Menteri Kependudukan Pembangunan Keluarga/BKKBN Wihaji untuk percepatan penurunan stunting pada anak.
"Kami berharap dengan kunjungan Menteri KPK/BKKBN memacu semangat untuk mengurangi prevalensi stunting," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah di Lebak, Kamis.
Pemkab Lebak memiliki harapan besar untuk percepatan penurunan kasus stunting. Kunjungan Menteri Wihaji, kata dia, bisa menjadikan motivasi untuk bekerja keras mengurangi stunting.
Ia mengatakan pengurangan stunting bukan hanya dengan pengukuran tubuh anak, namun juga mendatangi daerah yang menjadi lokus stunting.
Penanganan dan pencegahan prevalensi stunting, kata dia, dinilai relatif baik dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah daerah, lembaga negara, penegak hukum, pengusaha, hingga elemen masyarakat.
"Kami meyakini angka stunting di Lebak tahun ini turun menjadi 20 dari 26,2 persen, karena berbagai intervensi dilakukan secara optimal," katanya menambahkan.
Baca juga: Menteri KPK/BKKBN: pencegahan stunting untuk siapkan Generasi Emas 2045
Baca juga: Menteri KPK/BKKBN: pencegahan stunting untuk siapkan Generasi Emas 2045
Menurut dia, penyebab stunting di Kabupaten Lebak akibat berbagai faktor, antara lain tingginya masyarakat yang tidak memiliki sarana air bersih dan sanitasi jamban, juga daya beli masyarakat rendah, serta pola asuh yang salah. Selain itu juga tingginya pernikahan dini serta minimnya ibu hamil untuk diperiksakan ke fasilitas kesehatan dan rendahnya pengetahuan kesehatan.
Dengan demikian, lanjutnya, pemerintah daerah kini membangun sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi di daerah lokus stunting, termasuk pembangunan rumah tidak layak huni. Disamping itu juga pemberian makanan tambahan kepada anak stunting serta keluarga risiko stunting
"Kami terus melakukan intervensi untuk percepatan penurunan stunting, juga pencegahan," kata Tuti.
Baca juga: Dinas PUPR Lebak kolaborasi atasi stunting, libatkan pemerintahan desa
Baca juga: Dinas PUPR Lebak kolaborasi atasi stunting, libatkan pemerintahan desa
Pihaknya mengapresiasi hasil intervensi serentak pada Agustus 2024 terhadap balita di daerah itu. Dari 109.498 orang, terealisasi sekitar 4,07 persen atau 4.452 balita teridentifikasi stunting, sedangkan akhir tahun 2023 sekitar 4,8 persen.
Sementara itu Menteri Kependudukan Pembangunan Keluarga/ BKKBN Wihaji menyatakan pihaknya mengunjungi Kabupaten Lebak untuk memastikan pencegahan stunting dengan melibatkan semua unsur, termasuk kader posyandu, petugas penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang merupakan garda terdepan untuk menangani stunting.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat memperkuat percepatan penurunan stunting," katanya.
Baca juga: Dinkes Lebak beri bantuan pangan lokal guna cegah stunting
Baca juga: Dinkes Lebak beri bantuan pangan lokal guna cegah stunting