Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mempersiapkan Biaya Tidak Terduga (BTT) pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2024 sebesar Rp50 miliar untuk antisipasi potensi bencana di wilayahnya.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh Pemprov Banten, baik secara anggaran dana maupun penanggulangan secara teknis.
"Berbagai persiapan sudah kita lakukan, seperti anggaran kita sudah ada BTT di tahun ini sebesar Rp50 miliar, selain itu untuk antisipasi penanganannya juga kita terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat," ujar Virgojanti di Serang, Rabu.
Baca juga: BPBD Banten imbau warga tak panik adanya potensi gempa megathrust
Baca juga: BPBD Banten imbau warga tak panik adanya potensi gempa megathrust
Virgojanti juga mengatakan pihaknya akan mengadakan rapat kesiapsiagaan di Pandeglang, guna membahas potensi skenario gempa megathrust Selat Sunda magnitudo 8,7 yang dipaparkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Ia mengatakan program mitigasi bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten sudah diberikan, terutama untuk Kabupaten Lebak dan Pandeglang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
"Kita juga terus mengingatkan masyarakat supaya tidak lengah melalui pelatihan evakuasi," kata Virgojanti.
Virgojanti mengungkapkan, penggunaan dana BTT tersebut nantinya hanya akan dikeluarkan jika dibutuhkan untuk penanggulangan langsung saat terjadi bencana, dan dipastikan dana tersebut tidak dapat diganggu gugat.
"Untuk antisipasi lainnya saat ini kita juga tengah berkoordinasi lintas sektoral dalam memetakan daerah rawan terkena dampak bencana megathrust, dan memerhatikan rambu-rambu evakuasi," ujar dia.
Baca juga: 2.838 siswa di Kota Tangerang dilatih penanganan kedaruratan bencana
Baca juga: 2.838 siswa di Kota Tangerang dilatih penanganan kedaruratan bencana
Virgojanti juga mengimbau agar masyarakat Banten tidak perlu panik akan kabar potensi gempa yang diakibatkan pelepasan energi di zona megathrust.
"Yang pasti harus siap siaga, jangan panik. Karena kita kan enggak tahu potensi ini kapan terjadinya. Jika pun terjadi bencana, kami dari pemerintah sudah menyiapkan BTT, kemudian juga titik-titik evakuasinya dan memperkuat koordinasi dengan BPBD di Kabupaten Kota yang memang terdampak bencana ini," kata dia.
Sebelumnya, pada akun edukasi di Instagram @gempa.dunia memaparkan data yang didapat dari InaTews BMKG, terdapat potensi gempa dan tsunami 20 meter dari zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai Siberut.
Dari kajian tersebut, skenario jika terjadi gempa khususnya pada wilayah Banten yakni pada Kabupaten Pandeglang dengan ancaman fatal, tinggi tsunami mencapai 10-20 meter dengan estimasi kedatangan setelah gempa sekitar 30 menit.
Sedangkan potensi untuk Kota Cilegon yakni level ancaman awas, dengan tinggi tsunami 3-10 meter dan estimasi kedatangan mencapai daratan selama 1.15 jam usai gempa terjadi.
Baca juga: Banten libatkan destana sosialisasikan kewaspadaan potensi gempa M 8,7
Baca juga: Banten libatkan destana sosialisasikan kewaspadaan potensi gempa M 8,7