Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak meminta masyarakat stop buang air besar (BAB) di sembarangan tempat guna mencegah penularan penyakit diare.
"Kita mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar menghentikan budaya BAB sembarangan," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tidak henti-hentinya menyampaikan kepada berbagai kelompok masyarakat agar tidak BAB sembarangan tempat, seperti pada aliran sungai, selokan, drainase, kolam dan kebun.
Saat ini, memasuki musim kemarau panjang akibat El Nino, sehingga rawan penularan diare.
Masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 340 desa dan 5 kelurahan tercatat yang masih "open defecation free" atau buang air besar di sebanyak 114 desa.
Baca juga: Musim kemarau, Dinkes Lebak minta warga waspadai diare dan ISPA
Baca juga: Musim kemarau, Dinkes Lebak minta warga waspadai diare dan ISPA
Dengan demikian, pihaknya minta masyarakat di daerah itu agar tidak lagi BAB sembarangan tempat, karena berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular, diantaranya diare dan bisa menimbulkan kematian jika tidak segera mendapatkan pertolongan medis.
"Kami berharap warga BAB di jamban yang layak dan menyehatkan dan bukan di kebun atau di aliran sungai maupun kolam," katanya menjelaskan.
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sobang, Kabupaten Lebak H. Yosep mengatakan warga di wilayahnya di sembilan desa menggunakan jamban sehat melalui kelompok arisan untuk mendapatkan kloset toilet keramik sehingga dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tidak BAB sembarangan.
Kelompok arisan jamban itu terdiri atas ibu rumah tangga, majelis taklim, dan pengojek sepeda motor.
"Dengan adanya kelompok arisan jamban itu ,seluruh warga menggunakan jamban kloset dan tidak BAB di kebun atau aliran sungai," katanya.
Baca juga: Catat, balita konsumsi vitamin A bisa cegah diare
Baca juga: Catat, balita konsumsi vitamin A bisa cegah diare
Sementara itu, sejumlah warga Sobang Kabupaten Lebak mengaku masyarakat saat ini sudah meninggalkan kebiasaan BAB di kebun maupun di aliran sungai dan sawah setelah menggunakan jamban dari hasil arisan itu.
Ia mengatakan bahwa BAB di kebun selain khawatir ular berbisa menggigit juga menimbulkan pencemaran bau tak sedap dan menyebabkan berbagai penyakit menular.
"Kami merasa tenang jika BAB di tempat milik sendiri dibandingkan sebelumnya BAB di kebun," katanya.
Baca juga: Agustus ini, Petani Lebak panen padi seluas 9.400 hektare
Baca juga: Agustus ini, Petani Lebak panen padi seluas 9.400 hektare