Serang (ANTARA) - Gerakan pangan murah yang sudah 113 kali dilakukan di Provinsi Banten serta upaya pemantauan harga terbukti cukup efektif dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Banten, kata Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Banten Aan Muawanah.
"Upaya pengendalian inflasi setiap saat kami lakukan dengan memantau harga komoditas pangan di pasar-pasar. Ada juga gerakan pangan murah yang sampai dengan hari ini sudah kami lakukan sebanyak 113 kali pelaksanaannya di tahun 2023,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Aan Muawanah usai rapat pengendalian inflasi di pendopo Gubernur Banten di Serang, Senin.
Aan Muawanah menyampaikan, pada akhir tahun 2023 stok beras di Provinsi Banten cukup terkendali.
Baca juga: Pemprov Banten kendalikan inflasi dengan gerakan pangan murah
Ia menyebutkan dari 2.595,3 ton beras perlindungan sosial pendanaan Dana Insentif Daerah (DID) 1 dan 2 sudah disalurkan dan tersisa 680,3 ton beras dalam proses penyaluran.
“Untuk Banten sendiri harga beras relatif stabil walaupun di atas HET antara Rp12.000 dan Rp13.000 ini untuk beras medium. Beras premium ada di kisaran Rp14.000 sampai Rp15.000,” katanya.
Aan juga menyampaikan, sebagai upaya pengendalian inflasi pihaknya terus memantau harga dan gerakan pasar murah di 8 Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
Baca juga: Kendalikan harga, Pemkab Lebak lakukan gerakan pangan murah
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan pengendalian inflasi merupakan fokus kerja Pemerintah Provinsi Banten menghadapi akhir tahun 2023. Tercatat inflasi tahunan (YoY) untuk November 2023 Provinsi Banten sebesar 3,03 persen. Sedangkan secara bulanan (m-t-m) terhadap Oktober 2023 sebesar 0,57 persen.
“Dengan begitu, inflasi di Provinsi Banten sampai sekarang cukup terkendali sejalan dengan kondisi perekonomian masyarakat di Provinsi Banten,” kata Al Muktabar.
Ia menyampaikan, dengan inflasi yang terkendali pihaknya juga terus mengoptimalkan berbagai upaya. Salah satunya dengan pemanfaatan dana fiskal daerah untuk mengurangi pengeluaran dan menyeimbangkan anggaran.
Al Muktabar menambahkan, sebagai upaya pengendalian inflasi, pihaknya juga terus mengawasi komoditas yang menjadi pemicu inflasi seperti beras dan cabai merah. Dengan berbagai upaya tersebut, ia berharap mampu menyetabilkan harga dan ketersediaan bahan pangan tersebut.
“Pada dasarnya beras sudah aman. Tinggal cabai merah yang terus kita upayakan pengoptimalannya baik melalui tanam cabai ataupun panen cabai yang akan kita laksanakan nanti,” kata Al Muktabar.
Baca juga: DKP Kota Tangerang bagikan bibit tanaman gratis
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid menyampaikan, sesuai dengan arahan Mendagri, Pemprov Banten akan melakukan upaya pengendalian inflasi pada komoditas cabai merah dengan menggelar panen cabai secara hybrid.
Ia menyampaikan, upaya tersebut merupakan bukti nyata dari Provinsi Banten dalam pengendalian inflasi.
“Kira-kira seluas 1 hektare yang akan kita panen dan kita salurkan ke pasar-pasar atau konsumen langsung,” kata Agus.
Baca juga: Hadapi Nataru, Pemprov Banten lakukan pengawasan pangan
Baca juga: BI gelar pasar lingkungan dukung gerakan nasional pengendalian inflasi
Gerakan pangan murah terbukti efektif tekan inflasi di Banten
Senin, 11 Desember 2023 21:49 WIB