Serang (ANTARA) - Menghadapi Natal 2023 dan tahun baru (Nataru) 2024 Pemerintah Provinsi Banten melakukan pengawasan ketersediaan harga pangan sebagai upaya tindak lanjut dari pengendalian inflasi di Provinsi Banten.
Pj. Gubernur Banten, Al Muktabar, di Serang, Banten, Senin, mengatakan dalam menghadapi Natal dan tahun baru pihaknya terus memberikan perhatian kepada komoditas pemicu inflasi.
Di mana, lanjut dia, perhatian tersebut dilakukan pada komoditi yang mengalami fluktuatif seperti harga cabai dan beras.
Al menjelaskan, menurut Data BPS Provinsi, komoditas beras memberi andil inflasi sebesar 0,48 persen sedangkan untuk cabai merah memberikan andil inflasi sebesar 0,31 persen.
"Berdasarkan kondisi tersebut kita sedang menindaklanjuti tentunya sesuai dengan arahan Kemendagri, di antaranya melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan dengan mengawasi jalur sistem distribusi," katanya.
Selain itu, menjelang hari besar keagamaan Natal dan tahun baru, kata Al, juga perlu adanya peningkatan cadangan pangan. Dan terus mengoptimalkan kerja sama antar daerah dengan menggunakan instrumen yang sudah ada sebelumnya atau instrumen terbaru.
Al menjelaskan beberapa langkah yang ditempuh dalam pengendalian inflasi di Provinsi Banten di antaranya pelibatan badan usaha, mengefektifkan komponen zakat, operasi pasar murah secara terus menerus, sidak ke pasar secara intens, akses ke distributor bersama TNI/Polri dan Kejati.
Lalu, kerja sama antar daerah dengan mendorong BUMD, gerakan menanam serta mengoptimalkan TP PKK, penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dan Dana Insentif Daerah (DID), hingga program-program spesifik yang dilakukan Forkopimda Provinsi Banten.
“Kunci semua ini kolaborasi atau kerja bersama, Bupati dan Walikota kerja bersama dengan Provinsi bersama Forkopimdanya. DPRD juga sangat mendukung kebijakan kita. Diharapkan ke depannya situasi dan kondisi ini terus terjaga,” ujarnya.
Dikatakan, pihaknya juga rutin dan sering terjun ke lapangan untuk mendapatkan gambaran situasi dan kondisi yang sebenarnya. Sehingga dapat memetakan permasalahan yang ada untuk diselesaikan.