Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyatakan pengembangan durian varietas Sangkanwangi 1 juga untuk mendukung sektor pariwisata, yang memiliki multiefek ekonomi cukup besar.
Kecamatan Leuwidamar bakal dirancang sebagai daerah agrowisata buah durian. Selama ini kawasan permukiman adat Badui dijadikan daerah agrowisata durian dan banyak wisatawan datang dari berbagai daerah di Tanah Air.
Para wisatawan itu, selain menikmati wisata budaya Badui, sekitar 4 kilometer dari situ terdapat agrowisata kawasan durian yang dikembangkan Kelompok Tani Sangkanwangi Kecamatan Leuwidamar.
Durian varietas unggul tersebut dinilai sangat cocok dibudidayakan di Leuwidamar, termasuk di kawasan permukiman Badui.
Baca juga: Musim durian di Badui mulai, dongkrak pendapatan ekonomi
Kawasan permukiman Badui selama ini setiap akhir pekan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Ini merupakan peluang untuk mengajak mereka berburu durian.
Banyak wisatawan ke kawasan permukiman Badui bersamaan dengan musim durian lokal, dari akhir September 2023 hingga akhir tahun.
Wisatawan bisa mencicipi lezatnya buah durian langsung di rumah-rumah warga Suku Badui.
Puluhan bahkan ratusan durian dikumpulkan warga di bale-bale atau halaman rumah panggung mereka dengan ukuran bervariasi, mulai dari kecil, sedang, sampai besar.
Para wisatawan itu ada yang unik dalam menikmati buah itu, mereka mencelupkan buah durian ke dalam secangkir kopi hangat.
Cara menikmati buah durian ini, konon, merupakan warisan turun temurun warga Badui. Ada sensasi unik dari rasa buah durian yang manis bercampur pahitnya kopi.
Untuk menambah rasa manis, wisatawan bisa mencicipi durian yang diaduk langsung bersama kopi dengan diberi irisan gula aren.
“Kopi dicampur durian ini, nikmatnya enggak ketulungan. Sampai enggak bisa berkata-kata ini mah, pokoknya wonderful,” kata Agung, wisatawan dari Jakarta.
Baca juga: Penggilingan padi di Lebak Banten produksi beras lagi
Baca juga: Petani Badui mulai tanam padi huma setelah hujan mulai turun