Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memfokuskan operasi pasar (OP) beras untuk menstabilkan harga di pasaran sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kita menggelar OP beras itu guna menstabilkan harga beras di pasaran," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Yani di Lebak, Senin.
Pemerintah Kabupaten Lebak hingga kini terus melakukan pemantauan dan pengawasan melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian untuk mencegah penimbunan bahan pokok.
Selama ini, kata dia, pihaknya belum menemukan adanya indikasi penimbunan yang dilakukan pelaku ekonomi itu. Namun, kenaikan pergerakan harga beras saat ini akibat dampak El Nino.
Misalnya, kata dia, harga beras medium KW I dijual Rp12.730/kilogram dari sebelumnya Rp12.400/kilogram, beras medium KW II dijual Rp11.850/kilogram dari Rp11.500/kilogram dan beras medium KW III dijual Rp10.930/kilogram dari semula Rp10.500/kilogram.
Atas kenaikan harga beras itu, kata dia, pemerintah daerah perlu memfokuskan OP agar daya beli masyarakat kembali normal.
"Kami meyakini dengan OP itu dipastikan harga beras di pasaran kembali stabil," kata Yani.
Sejumlah masyarakat Kabupaten Lebak menyambut positif rencana melakukan OP beras agar harga di pasaran kembali normal sehingga daya beli masyarakat relatif stabil.
Sebab, saat ini harga beras cukup tinggi yang sebelumnya Rp10.500/ kg kini menjadi Rp11.500/kg.
"Kami berharap OP itu dapat menstabilkan harga beras di pasaran," kata Suryadi (44) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
Baca juga: Bulog Lebak-Pandeglang gulirkan beras SPHP dan program pangan
Baca juga: Petani sayuran Lebak kewalahan layani permintaan pasar
Baca juga: Bulog Lebak-Pandeglang gulirkan beras SPHP dan program pangan
Baca juga: Petani sayuran Lebak kewalahan layani permintaan pasar