Jakarta (ANTARA) -
Data inflasi tersebut kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi ditutup pada 1.942,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.954,00 dolar AS dan terendah di 1.940,80 dolar AS.
Emas berjangka menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.942,50 dolar AS pada Kamis (7/9), setelah tergelincir 8,40 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.944,20 dolar AS pada Rabu (6/9), dan jatuh 14,50 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.952,60 dolar AS pada Selasa (5/9).
Emas berakhir pada Jumat (8/9) hanya beberapa sen lebih tinggi setelah penurunan yang menarik harga ke level terendah dalam hampir dua minggu pada Kamis (7/9). Namun, emas membukukan kerugian mingguan sebesar 1,2 persen seiring menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS secara keseluruhan.
Baca juga: Harga emas berjangka turun tiga sesi beruntun
Logam mulia telah berada di bawah tekanan jual baru pada minggu ini, “sebagian besar karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah,” kata David Russell, CEO GoldCore. "Peningkatan data AS dan komentar dari anggota FOMC yang menyatakan suku bunga bisa tetap lebih tinggi, lebih lama, memberi lebih banyak pemicu untuk dinamika ini."
Meningkatnya imbal hasil dapat berdampak negatif bagi emas, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, sementara penguatan dolar membuat harga komoditas dalam satuan lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.
Data ekonomi yang lebih baik dan harga minyak yang naik ke level tertinggi pada tahun 2023 telah memicu kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut atau membiarkannya lebih lama dari perkiraan, sehingga melemahkan harga emas sepanjang pekan.
Data IHK AS Agustus kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.
“Mungkin logam kuning akan menemukan pijakan yang stabil di kisaran 1.900-1.950 dolar AS sambil menunggu data inflasi minggu depan dan pertemuan The Fed pada minggu berikutnya,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada pembaruan IHK Agustus mendatang dan keputusan suku bunga bank sentral.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (8/9) bahwa persediaan grosir AS turun 0,2 persen pada Juli setelah turun sebesar 0,7 persen pada Juni. Sedangkan penjualan grosir naik 0,8 persen pada Juli setelah turun 0,8 persen pada Juni.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 6,60 sen atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 23,174 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terpangkas 14,80 dolar AS atau 1,63 persen, menjadi menetap pada 894,80 dolar AS per ounce.
Baca juga: Info emas Antam, turun Rp5.000 per gram