Jakarta (ANTARA) - Carlos Alcaraz merasa beruntung menjalani pengalaman bertanding melawan rivalnya yang senior Novak Djokovic meski harus menelan kekalahan di perempat final empat set Australian Open yang berakhir Rabu dini hari waktu Melbourne.
Meski telah mengoleksi empat gelar Grand Slam dan sempat menduduki peringkat satu dunia Alcaraz menyadari sesuatu yang berbeda saat Djokovic menjadi lawannya, mengakui pertandingan menjadi mendebarkan ketika berhadapan dengan lawannya yang telah mengumpulkan 24 gelar major itu.
"Kami memainkan pertandingan yang hebat, pertandingan yang hebat setiap kali kami bertanding satu sama lain," kata Alcaraz dalam konferensi pers seusai pertandingannya, seperti disiarkan ATP, Rabu.
"Kami saling menekan hingga batas maksimal. Saya pikir kami memainkan poin yang hebat, reli yang hebat. Sangat ketat di set ketiga, di set keempat. Seluruh pertandingan, saya kira."
"Saya beruntung bisa menjalani pengalaman ini. Saya berusia 21 tahun. Dari pertandingan-pertandingan ini, saya mendapatkan banyak pengalaman tentang cara menghadapi segalanya," ujar petenis Spanyol itu.
"Saya tidak akan bersembunyi. Saya telah melakukan hal-hal hebat dalam tenis, tetapi bermain melawan salah satu yang terbaik dalam sejarah olahraga kita, pertandingan-pertandingan seperti ini sangat membantu saya di masa mendatang untuk menjadi lebih baik."
Baca juga: Aryna Sabalenka buka 2025 dengan juarai Brisbane International
Alcaraz, yang kini tertinggal 3-5 dari Djokovic dalam head to head antara keduanya, memenangi set pertama saat lawannya berjuang melawan cedera kaki. Namun, ia tidak mampu menghentikan petenis Serbia itu untuk bangkit dan menang 4-6, 6-4, 6-3, 6-4 di dalam Rod Laver Arena.
"Ketika Anda melihat seseorang yang sedikit kesulitan secara fisik, itu karena Anda tidak bermain di level yang sama. Sepertinya, 'Oke, ini akan lebih mudah'," kata Alcaraz.
"Pada saat yang sama, dalam benak Anda, Anda berpikir, 'Oke, saya tidak boleh membuat kesalahan'. Mungkin Anda tidak memukul bola dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Saya rasa itu saja."
"Saya rasa ia bermain hebat, pukulan hebat. Ia mulai bermain lebih agresif, berusaha untuk tidak banyak bergerak di set kedua. Ia hanya melakukan sedikit pukulan, yang membantunya bertahan di set tersebut. Itu saja. Setelah itu, sangat sulit untuk mengatasinya," ujar unggulan ketiga itu.
Baca juga: Ini alasan Novak Djokovic pilih Andy Murray jadi pelatihnya
Terlepas dari bagaimana Djokovic bangkit dalam pertandingan, Alcaraz ingin fokus pada kekurangannya sendiri, yakni konsentrasi. Menurut statistik ATP, ia membuat 40 kesalahan sendiri dalam pertandingan tersebut dibandingkan dengan 27 kesalahan dari Djokovic.
"Sejujurnya saya merasa seperti mengendalikan pertandingan, dan saya membiarkannya masuk ke dalam pertandingan lagi. Saya akan mengatakan bahwa itu adalah kesalahan terbesar yang saya buat hari ini," kata Alcaraz, yang berusaha menjadi petenis termuda yang menyelesaikan Career Grand Slam di Melbourne.
"Pada set kedua, saya harus bermain sedikit lebih baik untuk mendorongnya lebih jauh lagi. Ia mengalami masalah saat bergerak sedikit di set kedua. Saya harus mendorongnya sedikit lebih jauh lagi hingga batas maksimal, dan saya tidak melakukannya."
"Saya tidak melakukannya. Setelah itu, saya pikir ia mulai merasa lebih baik dan bermain dengan level yang sangat bagus. Itulah kesalahan terbesar saya hari ini," ujar petenis berusia 21 tahun itu.
"Namun, jelas ketika Novak berada di level ini, itu sangat sulit. Saya pikir saya memiliki peluang. Itu adalah pertandingan yang sangat ketat. Saya pikir sebagian besar poin krusial, jatuh ke tangannya. Ketika Novak bermain di level ini, sangat sulit untuk menemukan jalan."
Baca juga: Doping, Iga Swiatek diskors satu bulan