Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten mengajak masyarakat setempat mengoptimalkan lahan yang ada untuk ditanami ubi-ubian di tengah fenomena El Nino.
"Kita harus mewaspadai El Nino agar tidak menjadi ancaman ketersediaan pangan dan krisis air bersih," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi di Lebak, Rabu.
Masyarakat Kabupaten Lebak dapat mengoptimalkan lahan untuk ditanami ubi-ubian, sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan. Selama ini, komoditas ubi-ubian juga menjadi makanan pendamping beras.
Komoditas ubi-ubian yang dikembangkan di wilayah Lebak diantaranya adalah singkong, ubi jalar, kumbili, talas dan kentang dapat dijadikan pengganti makanan pokok.
"Kita minta masyarakat dapat mempersiapkan terlebih dulu menghadapi kemarau dengan mengoptimalkan lahan untuk ditanami ubi-ubian guna memenuhi ketersediaan pangan," katanya menjelaskan.
Baca juga: BPBD distribusikan air bersih untuk ribuan warga Lebak
Baca juga: BPBD distribusikan air bersih untuk ribuan warga Lebak
Menurut dia, penanaman ubi-ubian itu tentu tidak membutuhkan pasokan air banyak dan di musim kemarau juga tumbuh subur. Lama produksi sendiri antara 90 hari hingga delapan bulan.
Khusus di Lebak, persediaan beras sebenarnya masih mencukupi hingga akhir tahun. Berdasarkan data dari Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang, persediaan beras sebanyak 3.600 ton.
Khusus di Lebak, persediaan beras sebenarnya masih mencukupi hingga akhir tahun. Berdasarkan data dari Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang, persediaan beras sebanyak 3.600 ton.
"Kita sudah mengintruksikan kepada Dinas Pertanian untuk mengerahkan pompa agar dapat menyedot air dari aliran sungai ke persawahan," kata Ade Sumardi menegaskan.
Ia mengatakan, saat ini, pihaknya sudah menerima laporan jika kekeringan telah terjadi di di Kabupaten Lebak di antaranya Bayah, Maja, Warunggunung dan Wanasalam.
"Kita sudah mendistribusikan air bersih pada masyarakat yang dilanda kekeringan," pungkas Ade Sumardi.