Tetua Badui mengajak warganya mengoptimalkan gerakan tanam guna menghadapi perubahan iklim El Nino atau kekeringan yang puncaknya diperkirakan Agustus-September nanti.
"Kita secara adat semua masyarakat di sini wajib melakukan gerakan tanam guna memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi,"kata tetua Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija di kediamannya, Jumat.
Gerakan penanaman bagi masyarakat Badui wajib karena dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan dan peningkatan pendapatan ekonomi, terlebih menghadapi dampak El Nino.
Mereka masyarakat Badui di ladang-ladang tengah melakukan penanaman kencur, jahe, pisang, umbi-umbian dan aneka jenis sayuran.
Selain itu masyarakat Badui memasuki persiapan tanam padi huma dengan melakukan pembukaan hutan di sekitar tanah hak ulayat adat juga di luar kawasan adat.
"Kami berharap dengan optimalnya gerakan penanaman itu bisa penuhi ketersediaan pangan keluarga dan peningkatan pendapatan ekonomi," kata Jaro Saija menambahkan.
Baca juga: Perajin tenun Badui pasarkan produknya lewat media sosial
Baca juga: Perajin tenun Badui pasarkan produknya lewat media sosial
Menurut dia, warga Badui berjumlah 3.000 kepala keluarga atau sekitar 15.600 jiwa tersebar di 58 kampung mengandalkan kehidupan ekonominya dari penghasilan pertanian ladang.
Sebab, masyarakat Badui sejak nenek moyang hingga kini kehidupannya dari bercocok tanam.
Dengan demikian, masyarakat adat di sini belum pernah mengalami kerawanan maupun kelaparan pangan, karena mengoptimalkan gerakan tanam baik musim kemarau maupun musim hujan.
"Kita hampir setiap hari memasok produksi hasil pertanian ladang ke sejumlah pasar lokal hingga luar daerah," kata Jaro Saija menegaskan.
Baca juga: Tenun kaum perempuan Badui topang ekonomi masyarakat adat
Baca juga: Tenun kaum perempuan Badui topang ekonomi masyarakat adat
Santa (55) warga Badui mengaku dirinya kini melakukan gerakan tanam jahe, pisang dan kencur yang menjadi andalan ekonomi keluarga.
Selain itu juga dirinya kini membuka hutan dengan membabat pepohonan dan ilalang untuk bercocok tanam padi huma.
Kemungkinan memasuki tanam padi huma berdasarkan kalender adat September mendatang.
"Kami awal Juli 2023 menjual jahe dan kencur menghasilkan Rp17 juta dan bisa menyumbang perbaikan rumah anak di kampung," kata Santa.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya mengapresiasi masyarakat Badui dengan gerakan penanaman dapat memenuhi ketersediaan pangan.
Bahkan, masyarakat Badui belum pernah mengalami masa paceklik atau kekurangan pangan akibat kemarau panjang maupun serangan hama.
Sebab, masyarakat Badui memiliki cadangan pangan dari hasil panen padi huma disimpan di lumbung atau "leuit".
Lumbung pangan itu sekitar 6.000 buah dan jika rata-rata tiga ton/lumbung maka memiliki cadangan pangan 18.000 ton gabah.
"Saya kira dengan lumbung itu jika kesulitan pangan bisa terpenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga masyarakat Badui," katanya.
Baca juga: Tersedia 6000 lumbung, warga Badui jamin stok pangan aman
Baca juga: Tersedia 6000 lumbung, warga Badui jamin stok pangan aman