Tangerang (Antara News) - Aparat Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan kajian terhadap usulan warga agar angkutan kota (angkot) dapat melintasi RSUD Balaraja karena selama ini bila harus berobat menggunakan jasa ojek.
"Kajian itu belum final dan melibatkan anggota Organda setempat, tentang manfaat serta jumlah armada yang harus disediakan," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Jumat.
Ahmed mengatakan direncanakan izin trayek itu untuk angkot jurusan Terminal Balaraja menuju Terminal Kukun, Kecamatan Rajeg dan sebaliknya yang melintasi RSUD.
Upaya tersebut dilakukan agar ada pelayanan bidang transportasi publik yang dapat memudahkan warga jika mereka hendak ke RSUD.
Masalah tersebut membantah pernyataan Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Tangerang, Adi Faizal bahwa pihaknya membatalkan izin trayek angkot melintasi RSUD Balaraja karena tidak ada pengusaha yang bersedia mengurus perizinan.
Namun alasan tersebut akibat protes dari para tukang ojek bahwa langganan mereka khawatir berkurang karena adanya angkot yang melintas.
Padahal permintaan warga sudah banyak agar aparat Dishub membuka jalur trayek angkutan umum dari dan ke RSUD Balaraja, bila menggunakan ojek tarifnya relatif mahal.
Apalagi pada malam hari, tarif ojek kadang mencapai Rp25.000 dari Balaraja menuju RSUD itu, hal tersebut dianggap memberatkan publik.
Sedangkan adanya penolakan dari tukang ojek merupakan alasan yang tidak masuk akal dan pengusaha dianggap mengada-ada.
Ahmed menambahkan sebelum trayek dibuka, Dishub melakukan survei dan sosialisasi serta menanyakan langsung kepada sejumlah tukang ojek.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang Ahyani Anibani mengatakan seharusnya Pemkab Tangerang peduli terhadap pelayanan kesehatan dan transportasi publik.
Ahyani mengatakan harus segera dimatangkan survei tersebut dan pengusaha angkot mendapatkan izin trayek karena membantu warga bila harus berobat ke RSUD Balaraja.
Dia mengatakan masalah angkutan publik itu merupakan skala prioritas dan bila memang ada protes dari tukang ojek tentu ada solusi terbaik.
Kepentingan rakyat banyak, katanya, lebih diutamakan ketimbang tukang ojek yang jumlahnya hanya belasan, artinya pasien yang berobat membutuhkan transportasi murah.