Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mendistribusikan 200 kilogram bagi keluarga rawan stunting atau kekerdilan dan pendek yang dialami anak-anak akibat gagal tumbuh.
"Kami berharap dengan pendistribusian telur itu dapat memberikan asupan gizi dan protein yang baik bagi anak-anak yang mengalami kekerdilan itu," kata Sekretaris PWI Kabupaten Lebak RA Sudrajat di Lebak, Jumat.
Pendistribusian bantuan telur itu di Desa Cigoong Utara Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, dimana di daerah itu cukup tinggi angka prevalensi stunting.
PWI Lebak bagian dari elemen masyarakat tentu sangat peduli terhadap penanganan stunting untuk menyelamatkan regenerasi bangsa agar kedepan memiliki generasi yang berkualitas dan unggul dalam persaingan internasional.
Sebab, kata dia, anak-anak yang teridentifikasi positif stunting tentu akan mengalami keterlambatan cara berpikir dan jika dewasa berpotensi terserang penyakit diabetes, darah tinggi dan jantung.
Dengan demikian, penanganan stunting tentu harus melibatkan semua pihak,termasuk PWI Lebak untuk peduli terhadap generasi bangsa itu.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia(SSGI) tahun 2022 wilayah Kabupaten Lebak tertinggi nomor kedua di Provinsi Banten setelah Kabupaten Pandeglang.
"Kami berkomitmen untuk membantu penanganan stunting dan dijadikan program agar anak-anak yang mengalami stunting di daerah ini terbebas dari kekerdilan dan pendek itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, PWI Lebak sangat konsisten untuk mempublikasikan kasus angka prevalensi stunting, sehingga dapat ditangani oleh pemerintah daerah dan semua elemen.
Begitu juga PWI Lebak mengapresiasi penanganan stunting dengan ditunjuknya Camat, Koramil dan Kapolsek menjadi orang tua asuh di tingkat kecamatan.
Selain itu juga pemerintah daerah memfokuskan penanganan stunting melalui pembangunan infrastruktur pasokan air bersih dan pembangunan rumah tidak layak huni (RTHL).
Kegiatan PWI Lebak itu berkolaborasi dengan Majelis Dzikir Pondok Cinta Ilahi (MDPCI) untuk penanganan stunting juga menyalurkan santunan dan pembagian daging sapi kepada keluarga yatim piatu.
"Kami optimistis angka prevalensi stunting di Lebak dipastikan menurun 14 persen tahun 2024 sesuai harapan Bapak Presiden Joko Widodo," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Nurul Isneini mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan PWI setempat memiliki hati nurani untuk membantu penanganan angka prevalensi stunting dengan mendistribusikan 200 kilogram telur kepada keluarga rawan stunting.
Pemerintah Kabupaten Lebak kini memfokuskan untuk penanganan stunting dari hulu mulai kalangan remaja, pra nikah, menikah, hamil hingga kelahiran anak.
Selain itu juga penanganan stunting melibatkan semua komponen masyarakat hingga pekerja profesi, termasuk wartawan.
Saat ini, angka prevalensi stunting di Kabupaten Lebak mengalami penurunan berdasarkan hasil penimbangan pada Juni 2022 tercatat 5.596 orang dari sebelumnya 6.495 orang dengan total 101.073 anak.
"Kami meyakini kasus kekerdilan dan pendek itu dipastikan ke depan menurun hingga terbebas di Bumi Multatuli ini"," katanya.