Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Febby Rizky Pratama mengatakan gempa magnitudo 5,1 yang berpusat di Bayah tidak menimbulkan kerusakan bangunan atau rumah dan tidak ada korban jiwa.
"Kami sampai saat ini menerima laporan warga di Kecamatan Bayah sebagai pusat gempa tektonik relatif aman dan normal," katanya saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Baca juga: Gempa Banten M 5,1 dipicu sesar aktif yang ada di dasar laut
Baca juga: Gempa Banten M 5,1 dipicu sesar aktif yang ada di dasar laut
Gempa berada di koordinat 7.14 Lintang Selatan (LS)-106.01 Bujur Timur (BT) 35 km barat daya Bayah dengan kedalaman episentrum gempa 10 km.
Selain itu gempa tersebut tidak menimbulkan gelombang tsunami, namun masyarakat pesisir selatan Lebak tetap meningkatkan kewaspadaan gempa susulan.
Masyarakat pesisir selatan itu, termasuk Kecamatan Bayah sudah hal biasa merasakan gempa bumi.Getaran gempa bumi sebanyak empat kali guncangan dan dua kali di antaranya cukup besar hingga dirasakan di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat sekitar pukul 14.14 WIB.
Bahkan, getaran gempa itu dirasakan sampai Rangkasbitung dan sekitarnya, namun beruntung tidak ada kerusakan maupun korban jiwa.
"Kami hingga saat ini belum menerima laporan dari desa, kecamatan dan sukarelawan tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa yang ditimbulkan akibat dampak gempa itu," katanya menambahkan.
Ia mengatakan masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak yang berdekatan dengan pusat gempa sempat berhamburan keluar rumah, namun tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.
"Kami memastikan gempa tektonik itu relatif aman dan tidak mengakibatkan kerusakan rumah," kata Febby .
Sementara itu, kegiatan masyarakat di pesisir Bayah yang lokasinya berdekatan dengan pusat gempa berkekuatan 5,1 relatif normal dan seperti biasa kegiatan masyarakat setempat.
Masyarakat pesisir di daerah itu sudah biasa diterjang gempa dan tidak terpengaruh terhadap kegiatan ekonomi.
"Kami sudah biasa gempa itu dan tidak begitu panik," kata Pepen (50), warga Bayah Timur Kabupaten Lebak.*