Jayapura (ANTARA) - Pelatih tim bulu tangkis Papua Endang Nursugianti mengatakan bahwa raihan perunggu dari nomor beregu putri di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 merupakan hasil maksimal mengingat singkatnya waktu latihan yang dilakukan tim dalam persiapan ke PON.
Menurut Endang, tim bulu tangkis Papua hanya mempunyai waktu latihan tiga bulan untuk persiapan menuju ajang multicabang nasional tersebut. Selain itu Papua juga harus kehilangan pemain andalan lainnya, yakni Ester Nurumi Tri Wardoyo yang masuk dalam skuad Piala Sudirman dan Piala Uber.
Baca juga: DKI rebut emas bulu tangkis beregu putra dari Jabar pada PON
“Mereka sudah berjuang maksimal…Sebenarnya kami menargetkan emas sebelum Chico dan Ester ikut Thomas-Uber cuma kami tidak bisa membebani mereka juga. Tapi kami berusaha maksimal tanpa mereka, dapat perunggu menurut saya sih itu luar biasa,” kata Endang diwawancarai di Jayapura, Jumat.
Dalam tiga edisi terakhir PON, bulu tangkis beregu putri memang selalu didominasi oleh empat provinsi yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Keempat provinsi itu saling bergantian untuk menaiki podium utama ajang empat tahunan tersebut.
Namun untuk pertama kalinya, Papua berhasil menembus empat besar PON setelah kemenangan atas Maluku Utara dan Jawa Tengah dalam fase penyisihan grup.
Sayangnya, langkah tim tuan rumah harus terhenti pada babak semifinal usai ditekuk DKI Jakarta 2-1.
Satu-satunya tumpuan Papua di semifinal, Asty Dwi Widyaningrum, justru kalah dari rekannya sesama pelatnas, Ruselli Hartawan.
Kemenangan Papua satu-satunya diraih melalui tunggal putri kedua Gabriella Meilani Moningka yang mengalahkan Aurum Oktavia Winata.
Namun Endang berharap Papua bisa membawa pulang medali emas di sektor tunggal putri yang akan berlangsung 10-13 Oktober.
"Targetnya saya tidak muluk-muluk, kalau bisa mencapai final tunggal putri karena kami yang diunggulkan memang tunggal putri," ucapnya.
Emas bulu tangkis beregu putri PON Papua direbut oleh Jawa Timur setelah mengalahkan DKI Jakarta 2-0.