Jakarta (ANTARA) - Managing Director Energy+ Indonesia Marketing Communicatin Hub, Wahab Afwan menilai bantuan likuiditas bagi sektor usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi bisa menjadi solusi menggerakkan ekonomi ditengah tekanan akibat wabah COVID-19.
"Kontribusi sektor UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60%, dan menyerap sekitar 90% pasar tenaga kerja. Sehingga, kebijakan itu sudah sesuai sasaran," kata Wahab dalam keterangan tertulis, Rabu.
Menurut Wahab, gotong royong UMKM merupakan kunci ketahanan ekonomi nasional di masa pandemi seperti sekarang. Kebijakan itu diharapkan bisa menggairahkan kembali usaha di sektor ini, jelas Wahab Afwan.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat pemberian relaksasi dan bantuan likuiditas kepada UMKM dan koperasi agar mereka bisa bangkit kembali menjadi faktor utama penggerak ekonomi nasional.
Bantuan likuiditas untuk sektor koperasi dan UMKM itu senilai total Rp123,46 triliun yang merupakan bagian dari anggaran program pemulihan ekonomi secara nasional.
Selain bantuan likuiditas, anggaran untuk menggerakkan sektor ekonomi kecil dan menengah, juga disalurkan melalui program subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta penempatan dana pemerintah di bank-bank swasta untuk restrukturisasi kredit UMKM dan koperasi.
Menurut Wahab Afwan, yang juga calon peserta pendidikan Lemhannas RI, dirinya bersama dengan Energy+ Indonesia Marketing Communication Hub, juga akan turut berkontribusi langsung dalam program nasional untuk menggerakkan kembali sektor ekonomi UMKM ini.
Energy+ akan menyediakan program yang membantu UMKM-UMKM terdampak dengan cara memberikan business solution melalui strategy marketing yang adaptif melalui kolaborasi Hub antar UMKM, dari supply chain sampai dengan sales/marketing dan distribusi produk. Diharapkan dengan adanya kolaborasi Hub antar UMKM ini, bisa mengurangi loss revenue, dan bisa meningkatkan kembali performa dari UMKM tersebut. Sehingga UMKM bisa meningkatkan kembali bisnisnya untuk menopang kebangkitan ekonomi nasional dari sektor UMKM.
"Situasi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan akan sangat memukul perekonomian nasional, dan banyak yang akan terdampak termasuk UMKM. Oleh karena itu semua elemen harus bergerak cepat dan adaptif, agar bisa bertahan di kondisi apapun. Diharapkan dengan adanya solusi kolaborasi Hub antar UMKM akan membantu ketahanan ekonomi nasional," ujar Wahab Afwan.
Data terhimpun dari berbagai sumber, sektor UMKM di Indonesia saat ini berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor UMKM menyumbangkan hingga Rp8.573,9 triliun ke PDB Indonesia pada 2018, atau sekitar 57,8% terhadap PDB keseluruhan. Selain itu, sektor UMKM mempekerjakan sebanyak 116.978.631 orang atau 97% dari total tenaga kerja Indonesia. Hingga saat ini, jumlah UMKM di seluruh Indonesia sebanyak 64.194.057 unit usaha atau 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. Dengan data ini, bisa diperkirakan betapa besar dan sangat berpengaruhnya sektor UMKM bagi pergerakan ekonomi nasional.
"Dengan potensi ekonomi sebesar itu, gotong royong sektor UMKM merupakan solusi dan kunci bagi ketahanan ekonomi nasional. Apalagi di masa pandemi yang kita masih belum tahu sampai kapan akan berakhir. Energy+ juga akan mensupport UMKM untuk masuk kedalam ekosistem digital yang saat ini baru sekitar 12% dari total 64 juta UMKM di Indonesia. Hal ini juga dalam rangka mendukung program presiden Jokowi #BanggaBuatanIndonesia," tambah Wahab Afwan.
Kebijakan bantuan likuiditas kepada sektor UMKM, kata Wahab Afwan, setidaknya akan dapat mencegah peningkatan tajam angka pengangguran, pemutusan hubungan kerja, dan kemiskinan.
Ia berharap kebijakan itu bisa betul-betul menyalurkan bantuan dana tepat kepada sasaran dan tidak sampai dikorupsi. Dengan konsep gotong royong ekonomi nasional, diharapkan semua bisa terlaksana dan terkoordinasi baik, serta tepat sasaran.
Bantuan bagi UMKM dan Koperasi solusi gerakan ekonomi
Rabu, 29 Juli 2020 21:53 WIB
Gotong royong UMKM merupakan kunci ketahanan ekonomi nasional di masa pandemi seperti sekarang