Serang (ANTARA) - Pengguna jalan yang melintas di jalan Cikande Raya Rangkasbitung dan warga Desa Cemplang Kecamatan Jawilan mengeluhkan lalu lalang kendaraan pengangkut tanah merah yang melintasi di jalur tersebut.
Pasalnya, akibat lalu lalang kendaraan pengangkut tanah jatuhkan ceceran tanah di jalur tersebut, jalan Cikande Raya Rangkasbitung menjadi kotor sehingga sering menyebabkan kecelakaan, juga diperparah oleh kendaraan pengangkut pasir basah sehingga jalan menjadi licin
Doni, salah seorang pengguna jalan sekaligus merupakan Wakil BPD Desa Cemplang, yang setiap hari melintas di jalan itu, Sabtu, mengeluhkan tanah yang berceceran ke badan jalan tersebut tidak pernah dibersihkan oleh pihak pengelola galian tanah, padahal sangat membahayakan bagi pengguna jalan.
“Terus terang saja jalan itu kan jalan nasional (jalan Cikande Raya Rangkasbitung) yang ada di wilayah banten, tempat lewat pengendara baik untuk pulang pergi kerja maupun aktivitas lainnya, kebanyakan mereka melintas di jalan ini. Ceceran tanah yang jatuh ke jalan dari truk pengangkut tanah itu sangat membahayakan orang, sudah banyak yang celaka,” katanya.
Baca juga: Wali Kota Serang tinjau tempat pelayanan dan pokja wartawan
Baca juga: Potensi irigasi di Kabupaten Serang capai 39.000 hektare
Diperparah lagi, kata dia, ceceran tanah itu ditimpa ceceran air dari truk pengangkut pasir basah, sehingga jalanan tambah kotor dan licin.
Sementara itu, Umar aktivis pemerhati lingkungan desa setempat menuturkan, aktivitas kendaraan yang mengangkut tanah merah tersebut sudah berlangsung lama.
“Kita tidak tahu tanahnya diangkut dari mana, tapi di desa kami juga ada salah satu lokasi pengerukan tanahnya. Namun, kami selaku warga tidak mempermasalahkan hal itu. Yang membuat kami keberatan tanah yang diangkut itu berceceran jatuh ke jalan,” ujarnya.
Menurutnya, baik pengguna jalan maupun warga sebenarnya sudah pada mengeluh, karena yang jatuh akibat terpeleset sudah banyak.
“Warga sempat ingin memblokir jalan karena hampir seluruh badan jalan penuh tanah semua, dan sudah banyak korban kecelakaan berjatuhan. Ini jangan sampai menunggu korban terpenting dan terpeleset bertambah banyak,” ujarnya.
Umar berharap, pihak-pihak terkait terutama pemerintah kecamatan dan pihak kepolisian setempat bisa menertibkan kendaraan-kendaraan pengangkut tanah merah tersebut agar tidak menjadi pemicu kecelakaan bagi pengguna jalan lainnya.
“Silahkan saja kalau mau usaha, tidak ada larangan tapi jangan merugikan pengguna jalan maupun warga yang setiap hari melewati jalan tersebut. Kami khawatir kalau ini dibiarkan akan bertambah banyak lagi korban yang berjatuhan. Coba lah berfikir positif untuk kebaikan dan keselamatan bersamanya,” tegas Umar.
Senada dikatakan Mahbub, masih warga setempat sekaligus anggota Laskar FPI Jawilan, ia mengaku hampir tiap malam membantu mengevakuasi korban kecelakaan di jalan tersebut, baik mengevakuasi motornya maupun pengemudinya gara-gara terpelanting.
“Tiap malam saya angkat motor dan orangnya, gara-gara ngebanting. Yang paling banyak malam Rabu (9/7), ada 16 motor yang ngebanting. Bahkan ada korban yang hampir terlindas tronton,” katanya, seraya Mahbub menyayangkan, akibat kerap terjadinya kecelakaan di jalan tersebut.
“Masa harus menunggu ada korban nyawa dulu, baru ada tindakan dari pihak pengusaha galian,” tandasnya penuh nada kesal.
Karena kesal, jelas Mahbub melihat korban berjatuhan, akhirnya dirinya bersama Laskar FPI Jawilan mengambil inisiatif mengeruk tanah merah yang berceceran di jalan
“Laskar FPI mensterilkan tanah merah berceceran di jalan raya Cikande-Rangkasbitung tepatnya di Citeras dengan menyemprotkan air,” imbuhnya.
Meski demikian, ia juga dan pihak Laskar FPI Jawilan terkait membantu mengevakuasi korban kecelakaan bukan untuk mempermasalahkan pengusaha galian tersebut.
“Ini fakta di lapangan, yang pasti saya bukan mempermasalahkan usaha mereka, silahkan bisnis atau usaha tapi pikirkan juga keamanan, kenyamanan pengguna jalan lainnya. Supaya yang punya usaha lancar, pengguna jalan juga selamat dan aman. Biar sama-sama enak,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan media ini masih berupaya konfirmasi terhadap pihak pengusaha galian tanah dan pihak intansi terkait.
Baca juga: Bupati Serang sampaikan lima amanat Presiden pada Hut Bhayangkara
Baca juga: Pemkab Serang optimalkan pengelolaan irigasi