Cilegon (ANTARA) - Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung di Kota Cilegon, Banten, menyerap sampah untuk dijadikan sebagai bahan bakar energi hijau yang disuplai ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.
Kepala TPSA Bagendung Bagus Ardanto, di Cilegon, Sabtu, mengatakan pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jemputan Padat (BBJP) ini dijadikan bahan bakar campuran (co-firing) pada PLTU sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission 2060.
“Target di tahun 2030 sudah harus mencapai 25 persen untuk penggunaan pakai Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti BBJP ini dan kita berharap nantinya sudah bisa meninggalkan bahan bakar fosil,” katanya.
Ia mengatakan pengolahan BBJP yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 tersebut dapat memproduksi sebanyak 10 ton BBJP per harinya dari sampah yang dikumpulkan mencapai 30 ton sampah.
Baca juga: Sisa pembakaran batu bara PLTU Suralaya diolah jadi paving block
Sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut berasal dari sejumlah pasar, seperti pasar Kranggot, yang akan dipilah sebelum dilakukan proses produksi dan selanjutnya dikirim ke PLTU Suralaya jika volume BBJP telah mencapai 50 ton.
“Dari penggunaan BBJP ini dapat mengurangi sebanyak lima persen dari penggunaan batu bara yang dibakar di PLTU,” katanya.
Pihaknya menyebutkan pengolahan BBJP tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil saja, namun bisa mengurangi timbunan sampah, terutama di kota-kota besar.
“Kami menargetkan tidak hanya hasil produksi BBJP saja, tapi juga mengurangi volume sampah-sampah yang ada di TPSA,” ucap Bagus Ardanto.
Baca juga: Gubernur Andra Soni minta warga ikut berperan aktif atasi masalah sampah