Serang (ANTARA) - Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Gebers di Cibeber, Kota Cilegon membuat alat pemusnah sampah minim polusi yang bisa diletakkan di dalam ruang tertutup dan hasil pengolahan sampah dari alat ini bisa dijadikan bahan campuran paving block.
Untuk memaksimalkan alat pemusnah sampah yang diberi nama Tungku Sangkrah, warga bekerja sama dengan PT PLN Indonesia Power Suralaya membuat alat pengolah sampah itu menggunakan teknologi destilasi yang bisa meminimalisir asap pembakaran sampah.
"Tungku Sangkrah dirancang untuk mengolah sampah dalam ruang tertutup dengan dukungan teknologi destilasi yang mampu menekan emisi asap hingga level sangat minimal. Proses ini memungkinkan pengolahan sampah organik dan anorganik, dengan mayoritas input berasal dari sampah anorganik dengan jumlah sampah yang mampu diserap sebanyak 100 Kg per proses," kata Ketua KSM Gebers, Salman, Selasa (13/5).
Salman mengatakan, pembuatan alat pengolah sampah minim polusi ini berkolaborasi dengan pengelola PLTU Suralaya. Melalui kolaborasi itu, pihaknya membuat alat pemusnah sampah yang dirancang sedemikian rupa dengan menekan asap hasil pembakaran sampah.
"Asap yang dihasilkan dari pembakaran tidak langsung dilepas ke udara, melainkan dialirkan melalui bak penampung berisi eceng gondok, tanaman yang dikenal efektif dalam menyerap zat kimia berbahaya sehingga menjadikan air sisa proses menjadi netral dan aman bagi lingkungan," ujarnya.
Sementara, Asisten Manajer Humas dan Community Development PT PLN Indonesia Power Suralaya, Radyan Genta Samudra mengatakan, kolaborasi antara perusahaan dan warga itu diharapkan bisa menyelesaikan masalah sampah khususnya sampah rumah tangga di lingkungan warga.
"Tungku Sangkrah adalah hasil dari semangat kolaborasi dan inovasi di tingkat masyarakat. Kami berharap teknologi ini dapat kita hadirkan ditempat lain, agar semakin banyak wilayah yang mampu mengelola sampah dengan cara yang lebih bijak," tuturnya.
Selain menjadi solusi atas penumpukan sampah, hasil dari proses pembakaran berupa slag atau abu dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan paving block yang memiliki kuat tekan mencapai K200/cm2, memberikan nilai tambah ekonomi dari limbah yang selama ini dianggap tidak berguna.
"PLN Indonesia Power UBP Suralaya memandang pengembangan teknologi tepat guna ini sebagai bentuk nyata sinergi antara perusahaan dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih lestari. Kerja sama ini mencerminkan komitmen kami untuk terus mendampingi mitra binaan dalam menciptakan inovasi lokal yang berdampak luas," katanya.