Serang (ANTARA) - Perjalanan di BRI Liga 1 Indonesia musim 2024/25 diakui pemain Semen Padang FC, Ricky Ariansyah sangat berkesan, mulai dari perjuangan untuk lepas dari zona degradasi hingga bermain di posisi barunya sebagai pemain bek tengah.
Bersama Kabau Sirah di kompetisi kasta tertinggi musim lalu, pemain asal Medan ini berjuang hingga laga terakhir alias pekan ke-34.
Laga terakhir ini pula yang akhirnya menjadi penentu Semen Padang untuk dapat bertahan di Liga 1 dan terhindar dari jurang degradasi.
“Perjalanan musim 2024/25 lalu memang menjadi sangat berkesan dibanding sebelum-sebelumnya. Ada cerita berbeda meski perjuangannya sama,” kata Ricky Ariansyah dikutip dari laman Liga Indonesia.
Baca juga: Semen Padang selamat dari degradasi usai bekuk Arema FC 2-0
Dia bercerita, saat masih berkostum Madura United FC di BRI Liga 1 2023/24, Ricky Ariansyah ikut berjuang guna berburu mahkota juara kompetisi. Hasilnya adalah Laskar Sape Kerrab finis di posisi runner up setelah kalah dari Persib Bandung di fase Championship Series.
“Dan pada BRI Liga 1 2024/25, perjuangan bersama Semen Padang berbeda cerita karena kami ada di papan bawah dan berjuang untuk lepas dari zona degradasi. Sangat berkesan dengan dua cerita yang berbeda,” ucap Ricky menambahkan.
Dia bersyukur dengan karakter pelatih Semen Padang, Eduardo Almeida yang humoris.
“Saat berjuang melepaskan diri dari jeratan degradasi, karakter coach yang senang bercanda membuat tim lebih rileks dan tidak tegang. Ini membuat kami lebih kompak dan makin semangat berjuang bersama,” ucapnya lagi.
Baca juga: Mantan kiper Semen Padang Diky Indriyana berlabuh di Madura United
Selain itu, pemain bernomor punggung 8 di tim Semen Padang itu juga berterima kasih dengan tambahan semangat dari manajemen tim berupa bonus.
“Tak dapat dimungkiri, bonus dari manajemen membuat kami makin terlecut untuk memberikan hasil terbaik dan bersyukur akhirnya Semen Padang bisa stay di kasta tertinggi,” dia menegaskan.
Cerita berkesan Ricky Ariansyah lainnya dari perjalanan di BRI Liga 1 2024/25 adalah dia dimainkan di posisi baru sebagai bek tengah atau center back (CB) dari posisi aslinya sebagai gelandang bertahan.
“Kita musim lalu memang kekurangan pemain belakang khususnya di posisi CB. Dan pada laga pekan ke-20, saat dijamu PSS Sleman, saya pertama kali dipercaya main sebagai CB oleh coach Eduardo Almeida. Alhamdulillah kami bisa menang di laga away itu dan peran yang sama akhirnya terus saya dapatkan untuk laga-laga lainnya,” ujar mantan pemain Persita Tangerang ini.
“Sebenarnya, tentu saja saya lebih merasa enjoy bermain di posisi saya sebagai gelandang, namun sebagai pemain profesional, kita harus selalu bisa memberikan yang terbaik akan kepercayaan yang ada walau dimainkan di posisi yang berbeda,” pungkasnya.
Baca juga: Mariano Peralta bertahan di Borneo FC