Lebak (ANTARA) - Program gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) di Kabupaten Lebak, Banten, melibatkan semua pihak dalam upaya mengurangi prevalensi stunting.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah di Lebak, Rabu, mengatakan penanganan stunting dan pelaksanaan program Genting tidak bisa dilakukan sendiri, butuh keterlibatan semua pihak, mulai pemerintah, BUMN, masyarakat, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan media.
Program Genting membangun gotong royong dan kepedulian untuk mencegah prevalensi stunting sesuai Asta Cita nomor empat Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Anak kurang asupan zat besi bisa ganggu tumbuh kembang
Untuk menyukseskan program Genting, kata dia, pihaknya tengah mempersiapkan kegiatan sosialisasi, juga melakukan pendataan agar tepat sasaran.
Pemerintah daerah berkomitmen pencegahan stunting, di antaranya dilakukan intervensi peningkatan asupan gizi terhadap keluarga risiko stunting (KRS), anak stunting, ibu hamil, bayi dua tahun (Baduta).
Sebetulnya, kata dia, pencegahan stunting di Kabupaten Lebak sudah dilakukan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program Jumat Serius yang melibatkan semua pihak.
Program Jumat Serius yang dikelola Baznas menghimpun dana dari semua pihak untuk pencegahan stunting di Kabupaten Lebak.
Baca juga: Libatkan OPD, Pemkab Lebak fokus tangani prevalensi stunting
Program Genting itu berkolaborasi dengan Baznas dan menghimpun dana untuk didistribusikan kepada tim pengelola dapur sehat atasi stunting atau Dahsyat di desa untuk memberikan makanan yang bergizi kepada ribuan KRS, anak stunting, ibu hamil, dan baduta.
Pihaknya mengajak para kader Posyandu, PKK, perangkat desa, dan lintas sektor untuk turut menjadi orang tua asuh serta aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi dan sanitasi yang baik.
Berdasarkan hasil intervensi serentak pada November 2024 terhadap 109.498 balita, terealisasi sekitar 4,07 persen atau 4.452 balita teridentifikasi stunting yang masuk ke aplikasi elektronik -pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
"Kami meyakini program Genting dapat mengurangi prevalensi stunting dalam upaya mempersiapkan Generasi Emas 2045," kata Tuti.
Baca juga: Tekan angka stunting, Pemkab Serang tingkatkan kapasitas kader posyandu
