Tangerang Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, secara resmi menerapkan program makan bergizi gratis (MBG) untuk siswa sekolah dan masyarakat kurang mampu.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan warga Tangsel, serta mendukung upaya pengentasan stunting di wilayah tersebut.
"Program ini tidak hanya membantu meringankan beban keluarga, tetapi juga memastikan anak-anak kita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang mereka," ujar Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie di Tangerang, Senin.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis dimulai hari ini
Program makan gratis bergizi ini menyasar siswa sekolah dasar, panti asuhan, serta masyarakat dengan ekonomi rendah. Setiap harinya, makanan bergizi lengkap disediakan dengan menu yang telah disusun oleh ahli gizi.
Kepala Dinas Kesehatan Tangsel, dr. Allin Hendalin Mahdaniar, menjelaskan setiap menu makan yang disajikan mengandung protein, karbohidrat, sayuran, dan buah-buahan yang sesuai dengan standar gizi.
"Kami memastikan bahwa menu yang diberikan tidak hanya lezat tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi harian. Dengan ini, kami berharap angka stunting di Tangsel dapat ditekan secara signifikan," jelas Allin.
Selain itu, program ini melibatkan pelaku usaha lokal dan UMKM dalam penyediaan bahan makanan, sehingga diharapkan juga mampu menggerakkan roda perekonomian di tingkat lokal.
Baca juga: Untuk pelaksanaan MBG, Pemprov Banten tunggu juknis dari BGN
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel, Nindy Sabrina, menambahkan pihaknya menyiapkan menu yang berbeda setiap harinya agar para siswa tidak merasa bosan.
"Biar tidak bosan, jadi setiap hari selama 22 hari itu menunya selalu berbeda. Menu yang kami buat mengikuti standardisasi gizi yang sudah ditetapkan," kata Nindy.
Program MBG yang dimulai pada hari ini memiliki target awal melibatkan 7 sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA yang berada di Kota Tangsel.
Baca juga: Pemkab Serang masih tunggu juknis program makan bergizi gratis
Menu yang disiapkan pun sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel juga selalu memantau dan memastikan makanan yang diberikan sudah higienis.
"Memang semuanya sudah diukur, jadi ada patokannya. Kami juga punya ahli gizi sendiri, sudah ada standar gizinya sendiri," jelasnya.
Nindy menjelaskan sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan survei dan ditemukan banyak siswa di Kota Tangsel yang berangkat ke sekolah dengan melewatkan sarapan. Maka dari itu, makanan dalam program ini akan disalurkan kepada para siswa pada saat waktu istirahat pertama.
"Kami sebenarnya menyesuaikan jam-jam. Jadi kalau anak SD kelas 1 sampai kelas 3, kadang mereka pulangnya pukul 10.00 WIB. Jadi kami kasihnya pukul 09.00 WIB," tegasnya.
Dapur yang berfungsi untuk menyiapkan makanan dalam program MBG ini juga sudah dirancang sedemikian rupa untuk bisa melayani dan membuat makanan untuk 3.000 siswa, lokasinya pun tak jauh dari sekolah. Selain itu, program ini juga melibatkan puluhan tenaga kerja yang merupakan warga lokal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
"Kami mengupayakan pemberdayaan warga sekitar, baik untuk tenaga kerja di dapur maupun sebagai penyedia bahan baku seperti sayur dan susu," pungkas Nindy.
Baca juga: Pemkot Serang alokasikan Rp2 miliar untuk makan bergizi gratis