Lebak (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 1.694 rumah terendam banjir dan 59 rumah terdampak longsoran akibat cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
"Akibat bencana alam itu, dilaporkan tiga warga meninggal dunia," kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Pratama Rizky di Lebak, Kamis.
Banjir terjadi Senin (2/12) hingga Kamis (5/12) masih berlangsung. BPBD Kabupaten Lebak hingga kini mewaspadai bencana alam menyusul curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.
Terkait dengan bencana tersebut, ia menyatakan terus melakukan tindakan kedaruratan, mulai dari pendataan korban, evakuasi hingga penyaluran bantuan berupaya bahan pokok, makanan siap saji sampai obat-obatan.
Febby minta masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam dapat meningkatkan kewaspadaan guna menghindari korban jiwa.
Baca juga: Distan Lebak data areal tanaman padi terdampak banjir
Berdasarkan laporan BMKG cuaca ekstrem di Kabupaten Lebak berlangsung sampai 10 Desember 2024.
"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan instansi lainnya untuk melakukan antisipasi dan penanganan bencana alam," kata Febby.
Hari ini, ia mengaku menerima laporan adanya longsor di Suka Maju Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak yang mengakibatkan ruas Jalan Cipanas - Warung Banten sepanjang 100 meter terputus.
"Kami sudah melaporkan hal tersebut pada Dinas PUPR Banten, harapannya segera melakukan perbaikan jalan terputus itu agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka kini mengungsi ke tempat yang lebih aman karena beberapa hari terakhir diterjang cuaca ekstrem.
"Kami terpaksa menginap di rumah kerabat karena khawatir terjadi longsoran tebing yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga," kata Rohman, warga Desa Warung Banten Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak.