Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten meminta warga mewaspadai potensi bencana alam menghadapi pancaroba saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
"Kita berharap kewaspadaan itu dapat mengurangi risiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material besar," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak Agust Riza Faisal di Rangkasbitung Lebak, Selasa.
Ia menyebut peringatan kewaspadaan tersebut sudah disampaikan ke 28 kecamatan karena pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau berpotensi menimbulkan bencana banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung dan gelombang tinggi.
Baca juga: Pemkab Lebak ajak warga hindari pemborosan bahan pangan
Baca juga: Pemkab Lebak ajak warga hindari pemborosan bahan pangan
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana alam sehubungan topografi alamnya pegunungan, perbukitan, aliran sungai dan pesisir pantai.
Oleh karena itu, BPBD Lebak menyebut cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir berpeluang terjadi sore hingga malam hari.
"Kami meyakini jika warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam selalu waspada dan siaga dipastikan selamat dan tidak ada korban jiwa," katanya.
Baca juga: Pemkab Lebak berdayakan UMKM guna tingkatkan ekonomi masyarakat
Baca juga: Pemkab Lebak berdayakan UMKM guna tingkatkan ekonomi masyarakat
Menurut dia, BPBD Lebak telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan setelah menerima laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa Banten sampai 22 Mei 2024 akan dilanda cuaca ekstrem sehubungan dengan pancaroba.
Biasanya, kata dia, masa peralihan bisa menimbulkan dampak bencana alam. "Kami berharap warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam jika cuaca buruk melanda selama tiga jam sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Biasanya, kata dia, masa peralihan bisa menimbulkan dampak bencana alam. "Kami berharap warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam jika cuaca buruk melanda selama tiga jam sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Sementara itu, warga Maja Kabupaten Lebak, Sanukri (40), mengatakan dirinya bersama warga lainnya waspada menyusul curah hujan tinggi sehingga dikhawatirkan Sungai Cibeureum meluap.
Sebab, pada awal Mei 2024 rumahnya tergenang banjir setinggi 80 sentimeter sehingga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. "Kami sekarang mengamankan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih aman," katanya.
Baca juga: BPBD Lebak catat 4.085 kepala keluarga terdampak bencana alam
Baca juga: BPBD Lebak catat 4.085 kepala keluarga terdampak bencana alam