Sejumlah pembudidaya ikan lele di Kabupaten Lebak, Banten mampu menumbuhkan ekonomi keluarga sehingga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem dan pengangguran.
"Kita menggeluti usaha ikan lele bisa memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga juga dapat membiayai anak- anak sekolah," kata Otong (45) seorang pembudidaya ikan tawar di Kabupaten Lebak, Senin.
Pembudidaya ikan tawar jenis ikan lele Sangkuriang digeluti tahun 2019 hingga kini masih bertahan, bahkan saat terjadi pandemi COVID -19 tahun 2020-2021 merasa kewalahan tingginya permintaan pasar.
Namun, saat ini, produksi ikan lele Sangkuriang hanya mampu memasok pasar sekitar satu ton/bulan dengan harga Rp20 ribu/kilogram.
Dari produksi satu ton itu dengan harga rata-rata Rp20 ribu/kilogram maka jika diakumulasikan bisa menghasilkan pendapatan Rp20 juta / bulan.
"Dengan pendapatan Rp20 itu diperkirakan bisa meraup keuntungan sekitar 40 persen atau Rp8 juta/bulan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak salurkan benih ikan tawar guna dukung gemar makan ikan
Baca juga: Pemkab Lebak salurkan benih ikan tawar guna dukung gemar makan ikan
Menurut Otong, produksi ikan lele Sangkuriang terjadi penurunan dibandingkan tahun 2022 lalu hingga bisa mencapai di atas dua ton/ bulan.
Sebab, kata dia, saat ini harga pakan mengalami kenaikan cukup tajam sejak 2023, sehingga berdampak terhadap biaya produksi.
Bahkan, mereka para pembudidaya ikan tawar di sini juga banyak yang mengalami "gulung tikar" atau bangkrut.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan subsidi harga pakan, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pangan ikan," kata Otong sambil menyatakan memiliki 11 kolam ikan.
Baca juga: Tangkapan nelayan di laut selatan Lebak meningkat
Baca juga: Tangkapan nelayan di laut selatan Lebak meningkat
Begitu juga pembudidaya ikan lele lainnya, Edi (55) warga Cirinten Kabupaten Lebak mengaku bahwa usaha pembesaran ikan tawar di sini belum mampu memenuhi permintaan pasar akibat tingginya harga pakan.
Saat ini, permintaan pasar sekitar lima ton untuk pasar Rangkasbitung dan Kabupaten Serang.
Sedangkan, pihaknya hanya mampu memproduksi ikan lele Sangkuriang sekitar satu ton per bulan dengan 10 kolam.
"Kami sudah lima tahun terakhir ini usaha pembesaran ikan mampu meningkatkan ekonomi keluarga dengan keuntungan Rp8 juta/bulan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Petani sayuran di Lebak mampu penuhi permintaan pasar
Baca juga: Petani sayuran di Lebak mampu penuhi permintaan pasar
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Dodi Hermawan mengatakan pemerintah daerah mendorong para pembudidaya ikan tawar, termasuk ikan lele tumbuh dan berkembang sehingga menjadi andalan ekonomi masyarakat setempat.
Saat ini, jumlah usaha pembudidaya ikan tawar di Kabupaten Lebak tercatat 602 kelompok dan produksi tahun 2023 sebanyak 3.900 ton dengan perguliran nilai uang mencapai miliaran rupiah.
Mereka mengembangkan budidaya ikan tawar itu jenis ikan emas, nila, gurami, patin, dan lele.
"Kami tahun ini menyalurkan bantuan benih ikan kepada lima kelompok masing- masing menerima 5.000 benih ikan lele dan dua kelompok benih nila 5.000 ekor serta satu kelompok benih ikan patin 2.000 ekor," katanya menjelaskan.
Baca juga: Cak Lontong sapa nelayan di TPI Bayah Lebak
Baca juga: Cak Lontong sapa nelayan di TPI Bayah Lebak