Mereka setiap bulan menerima bantuan beras sebanyak 10 kilogram sehingga keluarga di sini tidak mengalami kelaparan.
"Kami beruntung menerima bantuan beras sejak Juli hingga Desember 2023 sehingga mencukupi kebutuhan pangan keluarga selama 4 pekan ke depan dengan satu anak dan isteri," kata Arsym, buruh tani.
Penghasilan buruh tani memang tidak menentu. Kadang dapat uang jika ada yang mempekerjakan, namun sebaliknya jika tidak ada yang menyuruh, dipastikan tidak memiliki uang.
Oleh karena itu, ia bersyukur bisa menerima bantuan beras itu sehingga anggota keluarga setiap hari bisa makan nasi.
Baca juga: Pemkab Lebak komitmen entaskan kemiskinan ekstrem pada2024
Penerima bantuan beras lainnya, Aminah (45), warga Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku berjalan kaki dan harus melintasi jembatan gantung Sungai Ciberang sepanjang 85 meter.
Perlintasan jembatan gantung itu kondisinya ada yang bolong-bolong, namun karena ini merupakan akses terdekat menghubungkan antara Kampung Parungpanjang-Sebagi, maka warga tetap memanfaatkan titian itu.
Masyarakat penerima bantuan melintasi jembatan gantung itu karena lokasinya lebih dekat dengan titik distribusi pembagian beras yang dipusatkan di Desa Sangiang Tanjung.
Oleh karena itu, pelintas jembatan harus hati-hati agar bisa menyeberang dengan selamat. Apa pun kondisinya, penerima bantuan beras 10 kg tersebut tetap bersyukur.
"Kami menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan pangan yang digulirkan pemerintah sehingga konsumsi pangan keluarga tetap terpenuhi," kata Aminah, ibu dua anak itu.
Baca juga: Pemkab Lebak targetkan kunjungan akhir tahun tembus 100 ribu wisatawan