Yogjakarta (ANTARA) -
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia DR Muhammad Radzi Abu Hassan dalam pernyataan tertulis terbarunya yang diakses di Yogyakarta, Selasa, mengatakan hingga ME 48, Variant of Concern (VOC) yang terdeteksi sebanyak 72,9 persen terdiri dari varian Omicron, disusul varian Delta sebanyak 26,2 persen, dan selebihnya varian Beta dan Alpha.
Hingga saat ini, ia mengatakan belum ada varian baru yang terdeteksi di Malaysia dan belum ada indikasi varian yang beredar secara lokal lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta kembali terapkan standar kesehatan COVID-19
Jumlah masuknya pasien COVID-19 (termasuk pasien suspek COVID-19) ke fasilitas kesehatan mencapai 3,5 per 100.000 penduduk dan 1,0 per 100.000 penduduk bergejala ringan.
Pada ME 48/2023, keterisian tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) di Malaysia sebesar 0,8 persen, sedangkan persentase tempat tidur non-kritis COVID-19 sebesar 1,1 persen.
Ia mengatakan meski tercatat terjadi peningkatan kasus COVID-19, namun secara keseluruhan situasi di Malaysia masih terkendali dan tidak membebani fasilitas kesehatan yang ada.
Berdasarkan data situs KKMNOW milik KKM pada Sabtu (9/12), pukul 23.59 waktu setempat, angka kasus COVID-19 aktif mencapai 20.017 di Malaysia. Sebanyak 19.550 orang menjalani karantina di rumah, 446 di rumah sakit, delapan berada di ICU, sedangkan 13 pasien di ICU dengan ventilator.
Sedangkan pada Minggu (10/12), pukul 23.59, tercatat penambahan kasus COVID-19 mencapai 13.658, sedangkan sehari sebelumnya kasus harian mencapai 6.908. Kasus harian sempat mencapai 24.157 pada Senin (4/12).
Baca juga: Sikapi lonjakan kasus di Singapura, Bali ajukan 5.000 vaksin COVID-19
Pekan lalu, Malaysia deteksi 6.796 kasus baru COVID-19
Selasa, 12 Desember 2023 6:35 WIB