Pemerintah Kabupaten Lebak di Provinsi Banten menargetkan angka prevalensi stunting atau kekerdilan yang dialami anak-anak akibat gagal tubuh pada 2023 menurun dikisaran 20 persen berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang saat ini tengah berjalan.
"Kita meyakini angka stunting turun 20 dari 26,2 persen itu, karena berbagai intervensi dilakukan secara optimal," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Hj Tuti Nurasiah dalam keterangan di Lebak, Selasa.
Pelaksanaan SKI yang dilakukan Kementerian Kesehatan itu secara independen dengan melibatkan berbagai pihak.
Saat ini, SKI sudah berjalan di Kabupaten Lebak dengan sistem polling mendatangi daerah lokus stunting.
Baca juga: Gubernur Banten tebar 1.000 benih ikan nila guna perkuat Gemarikan
Baca juga: Gubernur Banten tebar 1.000 benih ikan nila guna perkuat Gemarikan
Selama ini, penanganan dan pencegahan prevalensi stunting relatif baik dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah daerah, lembaga negara, penegak hukum, stokholder hingga elemen masyarakat.
"Kami mengapresiasi pencegahan stunting di daerah ini berjalan baik dan tidak ada lagi kasus baru," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah pada 2023 penanganan lokus stunting di 10 desa di Kabupaten Lebak antara lain Desa Tambakbaya, Desa Kadu Agung Barat Kecamatan Cibadak, Desa Parung Kujang Kecamatan Cileles dan Desa Sukanegara Kecamatan Gunungkencana.
Selanjutnya, Desa Mekarsari, Desa Kujangsari Kecamatan Cibeber, Desa Sudamanik Kecamatan Cimarga, Desa Senanghati Kecamatan Malingping, Desa Cimenga Kecamatan Cijaku.
Baca juga: Pemprov Banten evaluasi upaya percepatan penurunan stunting
Baca juga: Pemprov Banten evaluasi upaya percepatan penurunan stunting
Penyebab stunting itu akibat masyarakat tidak memiliki sarana air bersih dan sanitasi jamban juga daya beli masyarakat rendah serta pola asuh yang salah.
"Kami mengoptimalkan membangun sarana dan prasarana air bersih di daerah lokus stunting itu untuk mencegah kasus kekerdilan anak itu," katanya menjelaskan.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak, Ade Sumardi, mengatakan kasus prevalensi stunting sampai April 2023 menurun tercatat 30.736 orang dibandingkan 2022 mencapai dari 4.618 orang.
Pada April 2023 dilakukan pengukuran tubuh kepada 108 ribu balita yang dinyatakan stunting berdasarkan "by name by adress" atau sesuai nama dan alamat tercatat 3.736 balita.
Saat ini, jumlah kasus stunting di Kabupaten Lebak turun, sehingga diharapkan tahun 2024 bisa terbebas dari stunting.
"Kami terus berupaya untuk membebaskan anak balita yang teridentifikasi positif stunting agar masa depan mereka lebih berkualitas," kata Ade Sumardi yang juga Wakil Bupati Lebak.
Baca juga: 120 Kampung KB di Lebak bebas stunting
Baca juga: Prevalensi angka stunting di Lebak turun jadi 3.736 balita
Baca juga: 120 Kampung KB di Lebak bebas stunting
Baca juga: Prevalensi angka stunting di Lebak turun jadi 3.736 balita