120 kampung keluarga berkualitas (KB) di Kabupaten Lebak, Banten dapat membebaskan stunting atau kekerdilan yang dialami anak-anak bawah lima tahun (balita) akibat gagal tumbuh.
"Kita meyakini kampung KB itu dapat melahirkan generasi emas tahun 2045," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Hj Tuti Nurasiah di Lebak, Senin.
Kampung KB di Kabupaten Lebak itu memadukan berbagai program lintas kegiatan instansi pemerintah daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Program itu, di antaranya bidang kesehatan, ketahanan pangan, pertanian, koperasi dan UKM, peternakan, pendidikan, serta PUPR.
Baca juga: Prevalensi angka stunting di Lebak turun jadi 3.736 balita
Baca juga: Prevalensi angka stunting di Lebak turun jadi 3.736 balita
Selain itu, juga kampung KB sudah terbentuk rumah data kependudukan, sehingga data tersebut lebih akurat dijadikan acuan untuk penuntasan program stunting dan kemiskinan lebih akurat.
"Semua program pemerintah itu terintegrasi dipusatkan di kampung KB guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan ekonomi," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lebak memfokuskan kampung KB itu untuk percepatan penurunan stunting.
Menurut dia, stunting berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebab jika teridentifikasi positif tengkes tentu berpikir lambat juga bila dewasa mudah terserang penyakit degeneratif, seperti jantung, diabetes dan darah tinggi.
Karena itu, pihaknya memprioritaskan kampung KB dapat mempercepat kasus penanganan penurunan stunting.
"Kami memberikan pelatihan kepada para kader untuk mengelola dapur sehat dengan bahan lokal yang ada untuk menjadi makanan terstandar gizi seimbang," kata Tuti.
Kepala Desa Pasar Keong Kabupaten Lebak Muzakir mengatakan pihaknya terdapat Kampung KB dan kini sudah terbebas anak-anak stunting, bahkan peserta kontrasepsi keluarga berencana (KB) di sini seluruh bagi pasangan usia subur (PUS).
"Kami mendorong kampung KB itu bisa menjadi percontohan sehingga seluruh kader diberikan pelatihan hingga bimbingan teknis (bintek) manajemen hingga pengelolaan keuangan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Upaya kurangi perceraian, BKKBN inisiasi kelas orang tua hebat
Baca juga: Upaya kurangi perceraian, BKKBN inisiasi kelas orang tua hebat