Begitu juga pelaku UMKM kerajinan dompet lainnya, Julkipli (50) warga Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan saat ini produksi dompet di wilayahnya mulai banyak menerima pesanan mulai dari Banten dan Jakarta.
Dengan demikian, pelaku usaha di sini yang menjadikan klaster perajin dompet dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab, perajin dompet tersebut bisa menyerap lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Mereka pelaku UMKM kerajinan dompet ada yang memasok ke Jakarta hingga 30 lusin per minggu dengan pendapatan Rp21 juta dari harga Rp700 ribu per lusin.
"Kami berharap permintaan pelanggan itu stabil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Julkipli.
Baca juga: Geliat UMKM roti di Lebak
Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan saat ini pelaku UMKM kerajinan dompet, tas, souvenir dan konveksi tumbuh dan berkembang, namun kebanyakan mereka itu pelanggannya pedagang besar dari luar daerah.
Pemerintah daerah juga kerapkali mempromosikan produksi tersebut pada kegiatan pameran - pameran maupun kunjungan pejabat negara.
"Kami membina kepada pelaku UMKM kerajinan dompet sekitar puluhan unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 250 orang itu agar dapat meningkatkan omzet pendapatan," katanya.
Baca juga: UMKM kerupuk di Lebak mampu tumbuhkan ekonomi warga