Sejumlah petani Badui di Kabupaten Lebak, Banten, melakukan "ngaseuk" atau menanam padi huma secara gotong royong di lahan darat guna memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi.
"Kami berharap "mengaseuk" atau menanam padi huma tumbuh subur dan bisa dipanen April 2024," kata Sarmin (50) seorang petani Badui saat ditemui di lahan ladang di Blok Cicuraheum Kabupaten Lebak, Selasa.
Gerakan tanam padi huma secara gotong royong menjadikan budaya masyarakat Badui untuk membantu bercocok tanam. Pekerjaan ngaseuk bila dibebankan ke petani sendiri tentu kapan rampungnya, sehingga dilakukan secara massal bergotong royong.
Lahan pertanian ladang seluas 1 hektare bila dilakukan gotong royong hanya dilakukan pekerjaan ngaseuk selama 4 jam.
"Kami, beruntung tanam padi huma itu selama beberapa hari terakhir curah hujan turun," kata Sarmin.
Baca juga: Petani Badui mulai tanam padi huma setelah hujan mulai turun
Baca juga: Petani Badui mulai tanam padi huma setelah hujan mulai turun
Begitu juga petani Badui lainnya, Santa (55) yang mengaku dirinya kini melakukan ngaseuk secara gotong royong dengan menggunakan batang kayu yang ujungnya runcing untuk melubangi gabah agar masuk ke dalam tanah.
Tanaman tersebut, lanjut dia, nantinya dalam sepekan ke depan mulai tumbuh hingga enam bulan ke depan bisa dipanen.
"Kami sejak dulu hingga sekarang bercocok tanam padi di ladang karena amanat leluhur atau tetua adat," katanya menjelaskan.
Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh adat Jaro Saija mengatakan saat ini masyarakat Badui memasuki kalender adat untuk bercocok tanam ladang dengan menanam padi huma dan tanaman palawija serta hortikultura dengan sistem tanam terpadu di satu kawasan.
"Tanaman ladang itu bisa menghasilkan panen kacang tanah selama tiga bulan, padi huma enam bulan, cikur, jahe delapan bulan dan pisang setahun," katanya menjelaskan.
Baca juga: Tuntas minum obat, dua warga Badui dinyatakan sembuh dari tuberkulosis
Baca juga: Tuntas minum obat, dua warga Badui dinyatakan sembuh dari tuberkulosis
Ia mengatakan masyarakat Badui bercocok tanam di ladang dilakukan setahun sekali sesuai dengan ketentuan adat dan tanamnya dilakukan gotong royong juga berpindah-pindah.
Selama ini, kata dia, bercocok tanam menjadikan andalan ketahanan pangan keluarga dan menghasilkan pendapatan ekonomi. Jumlah penduduk Badui tercatat 11.620 jiwa dan terdiri dari 5.870 laki-aki dan 5.570 perempuan.
"Kami turun temurun menanam padi huma dan tanaman lain di lahan darat tidak menggunakan pupuk kimia," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya mendorong petani Badui dapat meningkatkan produksi pangan sehingga mampu memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan pendapatan ekonomi.
"Kami menerima informasi hingga hari ini swasembada beras warga Badui bisa memenuhi cadangan pangan hingga 50 tahun ke depan," katanya menjelaskan.
Baca juga: UMKM Badui berkembang melalui kemitraan BUMN
Baca juga: UMKM Badui berkembang melalui kemitraan BUMN