Tangerang (ANTARA) - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan banyak cagar budaya harus dijaga serta dilestarikan di kota itu seperti Masjid Jami Kali Pasir dan Wihara Boen Tek Bio yang sudah ada sejak tahun 1500-an.
“Ini buktinya, pintu air ini sudah ada dari tahun 1857. Jadi di Kota Tangerang ini banyak sekali yang harus kita jaga dan lestarikan,” katanya saat pembukaan acara Festival Mookevart Kota Tangerang Tahun 2023 di Hutan Kota Tangerang, Sabtu.
Ia menuturkan Kota Tangerang telah menjadi tempat peradaban serta rumah bagi semua sejak ratusan tahun silam hingga kini. Berbagai cagar budaya dan peninggalan sejarah yang ada menjadi media untuk belajar serta terus mempertahankan nilai budaya yang lahir dari Kota Tangerang.
Baca juga: Festival Mookervart, upaya lestarikan kebudayaan Kota Tangerang
“Ini mookevart atau jalur sungai air ini jadi jalur perdagangan hingga jalur transportasi zaman dulu. Makanya kita ingin semua bisa tahu bagaimana sejarah tempat ini berasal, bahkan kalau bisa sejarah wilayah tempat tinggal kita masing-masing," ujar Arief.
Oleh karena itu ia berharap adanya Festival Mookevart dan berbagai festival budaya yang diselenggarakan akan menjadi semangat dalam pelestarian budaya dan sejarah Kota Tangerang.
Wakil Wali Kota Kota Tangerang Sachrudin menambahkan masyarakat harus membangun rasa memiliki sehingga akan ikut serta melestarikan budaya yang ada.
“Kita bangun rasa kepemilikan akan Kota Tangerang, semakin besar, sehingga kota kita semakin maju, sejahtera, dan berdaya saing,” katanya.
Baca juga: Festival mookervart sajikan pameran batik khas China Benteng
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang Rizal Ridolloh menjelaskan bahwa Festival Mookervaart ini merupakan acara tahunan yang sebelumnya sudah dilaksanakan pada tahun 2022.
Hal tersebut terus dilaksanakan karena Festival Mookervaart ini merupakan kegiatan yang bertujuan mengenalkan sejarah dan kebudayaan di Kota Tangerang yaitu Kali Mookervaart beserta pintu air.
“Kali Mookervaart ini dibangun dari tahun 1678 sampai 1689 yang dipergunakan untuk mengalirkan sepertiga aliran Sungai Cisadane dan menghubungkannya dengan kanal-kanal di Kanal Batavia untuk menambah suplai air serta mengendalikan banjir. Sejarah seperti itulah yang perlu kita berikan kepada masyarakat Kota Tangerang. Tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan, tapi juga dapat melestarikannya,” jelas Rizal.
Baca juga: Kenalkan kekayaan budaya Banten, BPK gelar Festival Budaya Surosowan
Tangerang punya banyak cagar budaya yang harus dilestarikan
Sabtu, 14 Oktober 2023 14:47 WIB