Pengembangan beras ungu organik itu dikelola oleh sebuah gapoktan di Kabupaten Lebak.
Padi ungu organik itu dipanen pada usia 6 bulan di lahan persawahan berpengairan cukup. Keunggulan produksi beras itu benar-benar organik tanpa menggunakan pupuk kimia, bahkan sudah mendapatkan Sertifikat Konversi Organik dari Kementerian Pertanian.
Oleh karena itu, petani diminta terus mengembangkan beras ungu organik dan di depan produk ini bisa menembus rak-rak supermarket.
Muhdi (40), petani Kabupaten Lebak, mengembangkan beras ungu organik tersebut guna memotivasi petani di desa ini untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Selama ini, beras ungu organik diklaim memiliki manfaat untuk kesehatan, terutama cocok bagi penderita diabetes melitus.
Karena itu harganya pun tergolong tinggi, ukuran 900 gram dijual Rp25 ribu.
Sebetulnya, beras ungu organik itu di wilayah Cigemblong sudah dihasilkan secara turun- temurun, namun baru tahun ini dijual dengan kemasan 900 gram.
Beras ungu organik ini diharapkan bisa menjadi produk unggulan daerah sehingga mampu menyejahterakan masyarakat adat.
Baca juga: Petani Lebak mulai kembangkan beras ungu organik
Dinas Pertanian Kabupaten Lebak intens mengajak petani mengembangkan pertanian organik karena permintaan pasar cenderung meningkat sehingga bisa mendongkrak pendapatan ekonomi warga.
Pemkab Lebak mengapresiasi petani milenial yang mengembangkan produksi beras ungu organik untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan nasional.
Pengembangan produksi beras organik itu merupakan inovasi kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Lebak.
Dinas Pertanian setempat mengingatkan petani selalu menjaga mutu beras ungu organik dan mengemasnya dengan menarik. Segala perizinan juga harus dipenuhi, agar beras tersebut bisa menembus pasar modern juga.
Selain menghasilkan beras, masyarakat adat Kaolotan Jamrut hingga kini memproduksi kopi bubuk dan gula aren sebagai andalan ekonomi keluarga dengan mengembangkan perkebunan pohon nira.
Pohon nira dan kopi diperkirakan ditanam di atas lahan seluas 800-1.000 hektare, dengan produksi gula aren mencapai 5 ton per pekan.
Saat ini, harga gula aren di pasaran Rp40 ribu/kilogram. Jika produksi 5 ton per pekan maka bisa menghasilkan Rp800 juta per bulan. Adapun produksi pupuk organik menghasilkan pendapatan kotor Rp90 juta per pekan.
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Masyarakat adat Kaolotan yang tetap berkelimpahan pangan
Kamis, 5 Oktober 2023 6:34 WIB