Petani Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan beras ungu organik dengan varietas benih lokal guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Kita mengembangkan beras ungu organik itu, karena permintaan pasar cukup tinggi," kata Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cigemblong Kabupaten Lebak, Yusep Saeful Anwar di Lebak, Sabtu.
Pengembangan beras ungu organik itu dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Jaya Mulya Wangunjaya Cigemblong, Kabupaten Lebak seluas 10 hektare.
Produksi beras ungu organik itu dengan masa panen selama 6 bulan di lahan persawahan, karena menggunakan benih varietas lokal.
Baca juga: Kemarau belum berakhir, sejumlah warga di Lebak cari air bersih ke hutan
Baca juga: Kemarau belum berakhir, sejumlah warga di Lebak cari air bersih ke hutan
Keunggulan produksi beras itu benar-benar organik tanpa menggunakan pupuk kimia, bahkan mendapatkan Sertifikat Konversi Organik dari Kementerian Pertanian.
"Kami minta petani terus mengembangkan beras ungu organik dan diharapkan bisa menembus supermarket," kata Yusep.
Muhdi (40) seorang petani milenial Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya mengembangkan beras ungu organik tersebut guna memotivasi petani di sini untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.
Selama ini, beras ungu organik manfaat untuk kesehatan cukup besar, terutama cocok bagi penderita diabetes mellitus.
Karena itu, beras ungu organik ukuran 900 gram dijual dengan harga Rp25 ribu per kemasan.
Baca juga: Harga beras di Lebak dijual di atas HET
Baca juga: Harga beras di Lebak dijual di atas HET
Sebetulnya, kata dia, beras ungu organik itu di wilayah Cigemblong sejak turun temurun, namun tahun ini baru dijual dengan kemasan 900 gram.
"Kami hari ini mempromosikan beras ungu organik melalui kegiatan Jambore Pertanian dan Peternakan di Lebak," kata Muhdi.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pemerintah daerah mendorong petani dapat mengembangkan pertanian organik karena permintaan pasar cenderung meningkat sehingga mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat.
Saat ini, pihaknya mengapresiasi petani milenial mengembangkan produksi beras ungu organik, sehingga diharapkan bisa memenuhi permintaan pasar lokal dan nasional.
Pengembangan produksi beras organik itu merupakan inovasi kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Lebak.
"Kami berharap mutu dan kualitas beras ungu organik dapat dikemas dengan baik juga perizinan persyaratan dipenuhi sehingga bisa menembus pasar supermarket dan pasar modern lainnya," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak ajukan kembali anggaran rehab rumah eks Multatuli
Baca juga: Pemkab Lebak ajukan kembali anggaran rehab rumah eks Multatuli