"Ngaseuk" padi huma, cara Suku Badui perkuat cadangan pangan
Oleh Mansyur suryana Rabu, 30 Agustus 2023 11:12 WIB
Pertanian ladang
Santa (45), petani Badui, mengatakan pertanian ladang masyarakat Badui setiap tahun selalu berpindah-pindah lokasi dan membuka lahan baru di perbukitan di kaki Gunung Kendeng, Banten.
Luasnya pun bisa mencapai 1-2 hektare di tanah milik sendiri maupun menyewa lahan orang lain. Selain itu, tak sedikit juga warga Badui yang menggarap lahan milik Perum Perhutani dengan cara bagi hasil setelah panen.
Pertanian ladang berpindah-pindah tanam itu karena mampu memberikan kesuburan pada lahan tanaman dan akan melaksanakan gerakan tanam pada awal September 2023 dan jika lancar tanpa hama, bisa dipanen pada April 2024.
Pertanian ladang di adat Badui memang sejak zaman dulu selalu memanfaatkan konsep ramah lingkungan, termasuk dalam hal penyuburan lahan dan produk pertanian. Dalam mengelola pertanian ladang, mereka juga tidak menggunakan pupuk kimia.
Penyuburan lahan pertanian ladang memanfaatkan abu sisa pembakaran ilalang dan potongan kayu ketika membuka lahan.
Baca juga: Petani Badui mulai panen kencur
Baca juga: Petani Badui mulai panen kencur
Metode penanaman tanaman di pertanian ladang dengan sistem tumpang sari dan terintegrasi di satu kawasan. Mereka melakukan penanaman sistem tumpang sari, mulai padi huma juga sayuran-sayuran, jahe, kencur, pisang, hingga tanaman keras.
Mereka menanam pertanian ladang secara tumpang sari, selain bisa menghasilkan panen padi huma sebagai cadangan pangan, juga bisa menambah pendapatan keluarga.
Sayuran bisa dipanen setelah 40 hari, adapun kencur dan jahe merah, dipanen setiap 10 bulan sekali. Adapun pisang dipanen setelah 1 tahun dan tanaman keras menghasilkan setelah 5 tahunan.
Model bercocok tanam masyarakat Badui itu, selain menghasilkan pangan, juga meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Model bercocok tanam masyarakat Badui itu, selain menghasilkan pangan, juga meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Warga Badui sudah mempersiapkan tanam padi huma dan tanaman lainnya di ladang dengan pola tanam tumpang sari itu dan berharap curah hujan tinggi.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar menyatakan selama ini cadangan pangan masyarakat Badui relatif aman dan belum terjadi kerawanan pangan.
Mereka memiliki ketahanan pangan yang kuat karena mempunyai cadangan pangan sekitar 8.000 lumbung dengan menyimpan gabah rata-rata 3 ton/lumbung.
"Persediaan pangan masyarakat Badui aman karena setiap panen, mereka menyimpannya di lumbung, tidak menjualnya," katanya.
Baca juga: Dari Ladang, masyarakat Badui penuhi pangan dan ekonomi
Baca juga: Dari Ladang, masyarakat Badui penuhi pangan dan ekonomi