Omzet pedagang kembang di beberapa pemakaman umum (TPU) di Kabupaten Lebak, Banten meningkat dan mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami sejak sepekan bisa menghasilkan omzet hingga Rp1,5 juta/hari," kata Yayah (35) seorang pedagang kembang di TPU Sirna Raga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Rabu.
Para penziarah membeli kembang itu untuk ziarah kubur ke anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Baca juga: Realisasi akseptor KB 2022 di Lebak capai 88,92 persen
Baca juga: Realisasi akseptor KB 2022 di Lebak capai 88,92 persen
Mereka melaksanakan ziarah kubur merupakan tradisi masyarakat setiap memasuki bulan suci Ramadhan juga pada Hari Raya Lebaran.
Kembang yang dijual itu tergantung jenisnya dan bervariasi antara Rp5 ribu sampai Rp20 ribu/bungkus.
"Jika omzet pendapatan Rp1,5 juta dipastikan bisa meraup keuntungan Rp500 ribu/hari," katanya menjelaskan.
Begitu juga pedagang kembang lainnya di TPU Pasir Kongsen Rangkasbitung Kabupaten Lebak Nana (50) mengaku bahwa dirinya setiap memasuki Ramadhan dan Hari Raya selama satu pekan berjualan kembang karena cukup menguntungkan.
Momentum memasuki Ramadhan dan Hari Raya banyak umat Muslim mendatangi TPU untuk ziarah kubur kepada anggota keluarganya yang telah meninggal dunia.
Mereka para penziarah juga datang dari luar daerah, selain warga Rangkasbitung.
"Kami sudah biasa pada momentum itu berjualan kembang dibandingkan sehari-hari bubur nasi keliling,"kata Nana sambil menyatakan bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp1,3 juta/hari.
Sementara itu, Indra (45) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sebelum ziarah kubur tentu membeli kembang jenis kembang mawar dan kenanga.
Dimana kembang itu umumnya untuk ziarah kubur juga harganya mencapai Rp20 ribu/bungkus.
"Kami membeli sebanyak dua bungkus untuk ziarah ke ibunya yang meninggal dua tahun lalu,"kata Indra di TPU Babakan Nembo Seeng di Jalan Bypass Soekarno-Hatta Rangkasbitung.