Realisasi akseptor program keluarga berencana (KB) tahun 2022 di Lebak,Banten, mencapai 88,92 persen atau 141.003 dari target yang ditentukan pemerintah daerah 158.566 orang dari pasangan usia subur (PUS).
"Kita optimistis target tahun ini bisa mencapai 100 persen," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Hj Tuti Nurasiah di Lebak, Rabu.
Pemerintah Kabupaten Lebak tahun 2023 program KB lebih optimal, karena melibatkan Brimob dan TNI untuk menyukseskan pelayanan KB di masyarakat.
Baca juga: DPRD Lebak desak Kominfo memblokir situs judi online jelang Ramadhan
Baca juga: DPRD Lebak desak Kominfo memblokir situs judi online jelang Ramadhan
Brimob memiliki kegiatan Gerakan Bersama Brimob dan Bidan Melayani KB Implan (GEBER MOBIL) dan TNI dengan Gerakan Bersama Pelayanan KB (GEREBEK) MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).
Keterlibatan Brimob dan TNI agar target pencapaian pelayanan KB sebanyak 158.566 orang terealisasi, sehingga mampu pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sekitar 2,1 persen.
Selain itu juga melibatkan kemitraan organisasi perangkat daerah ( OPD), stakeholder, IBI, PKK dan klinik, posyandu, termasuk tokoh masyarakat dan ulama.
Pemerintah daerah mencanangkan cukup dua anak guna meningkatkan kualitas keluarga yang sejahtera, terlebih bonus demografi yang sedang dihadapi tentu harus kerja keras agar bisa menekan LPP.
Dengan demikian, minat peserta akseptor KB di daerah ini cukup tinggi untuk mewujudkan kualitas keluarga sejahtera.
"Kami meyakini pencapaian KB tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu, karena tingginya kesadaran pasangan usia produktif menjadi peserta KB," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya meningkatkan pelayanan KB mulai ditingkat desa, kelurahan agar masyarakat hidup sejahtera dengan keluarga dua anak.
Mereka peserta akseptor kontrasepsi KB secara gratis untuk PUS dan bisa dilayani di Puskesmas-Puskesmas.
Saat ini, kata dia jumlah PUS di Kabupaten Lebak tercatat 221.551 tersebar di 28 kecamatan.
Namun, para PUS yang dapat terlayani akseptor kontrasepsi itu yang sudah teregistrasi pada SIM BKKBN.
Pada 2022 fasilitas kesehatan calon perkiraan permintaan masyarakat peserta baru untuk akseptor kontrasepsi jenis IUD sebanyak 1.164 orang dan inplan 2.660 orang.
Begitu juga kondom 1.465 orang, suntik 23.608 orang, pil 15.754 orang, MOP 9 orang dan MOW 62 orang.
"Semua pelayanan akseptor kontrasepsi itu gratis di 42 Puskesmas, katanya menjelaskan.
Ia mengapresiasi pelayanan program KB MJKP tahun 2022 menembus jumlah 2.000 peserta PUS, hingga melebihi target sebanyak 1.000 peserta PUS.
Para peserta pelayanan Gerebek KB MKJP jenis inplan, IUD, dan MOP kebanyakan warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, pelayanan program KB merupakan kebutuhan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Program KB memberikan banyak manfaat bagi peserta PUS di pemukiman Badui,sehingga bisa menjaga jarak kelahiran anak juga usia harapan hidup (UHH) meningkat.
Meningkatnya kesadaran kaum perempuan Badui untuk ber-KB itu karena keberhasilan petugas bidan dan petugas lapang Keluarga Berencana ( PLKB) yang setiap pekan melakukan edukasi dan sosialisasi manfaat program KB.
Oleh karena itu, peluncuran pelayanan program Gerebek KB MKJP secara serentak di Indonesia yang dipusatkan di Kampung Badui Ciboleger, Kabupaten Lebak, agar memudahkan masyarakat Badui untuk menjadi peserta KB.
"Kami mendirikan posko pelayanan Gerebek KB MKJP di Kampung Badui agar warga adat lebih mudah untuk menjadi peserta KB," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Eni (25) seorang ibu rumah tangga warga Badui Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini masuk peserta akseptor kontrasepsi inplan di Puskesmas untuk mendukung program KB.
"Kami merasa lega dapat akseptor kontrasepsi gratis di Puskesmas Cisimeut," katanya menjelaskan.