Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyerahkan bantuan kepada dua anak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang menderita penyakit jantung bocor dan penyakit mata.
"Kedua anak itu bernama Jamaludin Farid yang menderita jantung bocor dan Muhammad Fadil, yang menderita penyakit mata," kata Mensos di Desa Kadujajar Kabupaten Lebak, Senin.
Baca juga: Pemukiman Badui diterjang banjir, jembatan roboh dan sembilan terendam
Baca juga: Pemukiman Badui diterjang banjir, jembatan roboh dan sembilan terendam
Dalam kunjungan itu Mensos menyerahkan bantuan dari donatur sebesar Rp247 juta untuk Jamal, dan Rp72 juta untuk Fadil.
Bantuan dana itu nantinya digunakan untuk biaya penunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan.
Pada kunjungannya kali ini, Mensos kembali menekankan komitmen Kemensos untuk membantu masyarakat sampai tuntas.
Dengan demikian, Mensos mengucapkan terima kasih kepada para donatur atas kedermawanan yang telah banyak membantu masyarakat yang membutuhkan.
Ia menghormati para donatur sehingga rela menempuh perjalanan ke Malingping, yang berjarak dua jam dari Kota Rengkasbitung, Ibu Kota Kabupaten Lebak.
"Pertama, saya menghormati para donatur. Kedua tentunya memberikan semangat, terutama kepada orang tua yang anaknya menderita. Bahwa sebetulnya masih ada lo saudara-saudara kita yang peduli kepada mereka. Jadi mereka tidak boleh putus asa," katanya.
Ia mendatangi dua warga Malingping, Kabupaten Lebak ingin menyampaikan bahwa masih banyak orang-orang baik yang peduli terhadap sesama, sehingga mereka yang kesulitan tidak boleh putus asa.
Mensos juga berharap masyarakat bisa saling peduli dan bergotong royong membantu sesama, sekaligus mengimbau masyarakat bisa menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif dan bisa saling membantu kepada mereka yang membutuhkan.
"Penggunaan media sosial harusnya bisa untuk hal-hal seperti ini. Jadi, informasinya bisa kita tangkap dan kita lakukan respon langsung," kata Mensos.
Jamaludin Farid, balita berusia tiga tahun menderita jantung bocor sejak usianya tiga bulan, namun Jamal tidak mendapatkan tindakan medis yang tuntas karena orang tuanya tidak mempunyai biaya yang cukup.
Mengetahui hal tersebut, atas arahan Mensos, Sentra Galih Pakuan Bogor langsung melakukan respon kasus untuk memberikan bantuan kepada keluarga Jamal.
Dari sisi kesehatan, Jamal telah mendapatkan tindakan medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta dengan pembiayaan dari BPJS Kesehatan.
Namun BPJS yg digunakan masih bersifat mandiri, sehingga Kemensos berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membantu pengalihan kepersertaan BPJS agar dialihkan ke BPJS Peserta Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).
Untuk membantu meringankan kebutuhan sehari-hari, Kemensos memberikan bantuan berupa pemenuhan hidup layak dan penambahan modal usaha.
Ayah Jamal, Solihun, sehari-hari mengais rejeki dengan berjualan es doger.
Dari berjualan, ia mendapatkan untung sebesar Rp50 ribu setiap harinya yang ia pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup empat anggota keluarga.
Namun kadang Solihun tidak bisa berjualan karena motor yang digunakan kerap mogok.
Untuk itu, Kemensos memberikan bantuan perbaikan motor untuk Solihun agar ia bisa bekerja tanpa khawatir kendaraannya mogok. Solihun juga diberikan tambahan modal untuk usaha es dogernya.
"Saya bersyukur sekali, sekarang gak perlu khawatir lagi gak bisa jualan karna motor mogok. Anak-anak saya juga dikasih bantuan macam-macam. Ada mainan, ada sepeda juga," kata Solihun.
Kemensos memberikan bantuan pemenuhan hidup layak berupa kebutuhan pokok, penambahan nutrisi, dan juga mainan untuk Jamal dan keluarganya. Adapun total bantuan yang berikan Kemensos kepada keluarga Jamal adalah Rp18,2 juta.
Sementara itu, hadir pada kesempatan yang sama, Muhammad Fadil, anak penderita penyakit mata asal Desa Paja, Kecamatam Sajira, Kabupaten Lebak. Kelopak mata Fadil membengkak dan matanya kerap terasa perih.
Anak berusia tujuh tahun ini pernah dibawa ke rumah sakit, namun pengobatannya tidak tuntas karena terkendala biaya.
Kemensos lalu membawa Fadil berobat dan melunasi tunggakan BPJS mandiri sebesar Rp3,1 juta dan denda tunggakan BPJS senilai Rp8,3 juta. Keanggotaannya juga sudah aktif dan dapat digunakan kembali. Selain itu, Kemensos dan pihak terkait tengah mengadvokasi agar kepersertaan BPJS bisa dialihkan ke BPJS PBN JK.
"Selama ini tidak bisa berobat karena tak ada biaya. Alhamdulillah ada yang peduli. Saya berterima kasih kepada Bu Menteri, saya dikasih bantuan banyak bange . Apalagi anak saya dibantu operasinya, sekarang tidak malu lagi," kata Sukamariah, ibu kandung Fadil, seraya menahan tangis.
Fadil tinggal di rumah berukuran 6x8 meter, berlantai tanah, kondisi dinding hebel namun belum diplester, dan tidak ada plafon.
Di rumah ini, bocah yang duduk di bangku kelas 2 SD itu tinggal bersama Ibu, ayah tiri, dan kakak perempuannya.
Ayah Fadil, Asep Mulyana meraup rupiah dengan menggarap sawah milik orang lain. Sedangkan ibunya, biasanya berjualan gorengan, namun saat ini terhenti karena kurangnya modal.
Keluarga Fadil mendapat bantuan perbaikan rumah senilai Rp61,7 juta. Sedangkan sebagai bentuk pemberdayaan, Kemensos memberikan bantuan ATENSI Kewirausahaan berupa ternak domba sebanyak empat ekor dan bantuan modal usaha dagang gorengan dan minuman untuk ibunya.
Tifak hanya itu, Fadil dan kakaknya mendapat perlengkapan sekolah dan tambahan nutrisi. Rumah baru mereka pun diberi perlengkapan rumah tangga, berupa peralatan dapur, perlengkapan tidur, peralatan mandi, dan tempat pakaian.
"Total bantuan yang diterima Fadil dari Kementerian Sosial adalah senilai Rp103,4 juta," kata Mensos.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anak penderita jantung dan mata di Lebak diberi bantuan Mensos